di dunia yang sepi sendiri
Sabtu lahir kelabu dari rahim semesta
yang hujan pada hari ketika senyummu
hanya diketemukan algoritma. sebuah hari
yang memerlukan secangkir kopi atau
hadirmu dulu y ...
Adalah Bandung, Adakah Bandung?
Adalah Bandung.
Menjadi oase kebangsaan.
Dari masa ke masa.
Dari Medan Priyayi di Naripan.
Sampai Indonesia Menggugat.
Banceuy. Sel nomor 5
Dari Sako ...
Perihal warna paling merah adalah darah
yang mendarat di topi dan pipimu.
kau selalu gagal membaca
darah siapa yang entah bagaimana
jatuh dan memercik dari langit
ke tubuhmu persis rembesan
angg ...
mungkin ketika warna coklat jatuh
pada kedua bola matamu dan bola
batu di genggamanmu yang singgah
dan tak mampu kau sanggah
tepat matahari sepenggalah.
mungkin ketika tungkai kakiku
gentar da ...
—buat kamu, iya kamu
ia penggemar waktu yang mencintai
pikiran tentang derit ranjang. jam
yang pikun menidurkannya di dalam
tumpukan kalender dan menadirkannya
kegiatan ...
Ia terdampar di sebuah pulau dengan nama yang sulit diucap kedua bibirnya;
Ia terkepung di dalam luka yang tak diberikan daya walau hanya meneguk setetes air;
Ia terjatuh di seb ...
kedua orang tuaku adalah lidah
api yang kerap membakar habis bekas
kecupan lidahmu di keningku yang
kering. kadang ia bisa berupa besi
pentungan polisi kota kita yang
siap memberiku ungu tato
at ...
Kepada 'R'
Yang Terbaring Sambil Tersenyum
Aku harus menutup buku.
Tentang kesabaran dan ikhlas.
Lalu bersegera.
Belajar.
Darimu.
Yang terbaring.
Berserah.
...
Dua sore setelah ritmis, dengan
menghendaki segala yang sulit dan
malu menyembunyikan kesedihan,
kau berteriak lantang: "tak ada sinonim untuk selamat tinggal"
Orang terakhir di bayang ...
(1)
hari ini, algoritma masih dan tak
lelah membisikkan perihal-perihal
kau yang mendambakan lelaki
berjanggut yang melepaskan
zakarnya. ia, katamu, pernah
menyamar menjadi toa masjid
atau da ...
Sebuah adegan rumah yang remeh:
Hujan berhenti, waktu mati, dan
Malam memanjang karena jangkrik
berbunyi.
Seorang anak kecil, dengan tubuhmu, keluar dari
Deru dan uap asap napasku.
Lampu terbi ...
"kamu, kamu, kamu," katamu pada
ritmis yang mengetuk jendela kamar
seperti silabel yang lebat.
musim akan menjadi masam,
dan kau sekarang punya seonggok
daging untuk mengusir ...
Ia memerlukan dua buah gelas dan segelas
anggur supaya dapat melihat dengan jelas
bekas kecupan kekasihnya di napas
lelaki lain. Ia tak akan menyahut
sebelum denyutnya hanyut atau
frase ...
Kita tidak usah bertemu saja.
Ini hari.
Biar mendung di atas kepala.
Beranjak perlahan.
Awan hitam beriring menjauh.
Kita bersua esok hari saja.
Dengan langit biru memb ...
ada seorang anak kecil tinggal
di kantukmu dan kantung matamu, juga
kantung lain yang ada pada tubuhmu.
ia, katamu, pernah mencintai kedua
mataku dan mata kakiku
yang segera kau akhiri dengan
lu ...
kadang-kadang aku ingin
seperti orang-orang. berkata-kata
dengan bahasa yang bias, biasa, dan basi.
menikmati matahari tanpa menghitung hari.
tidak membedakan antara langit dan langit-lang ...