post image
penyair angka./Pinterest
KOMENTAR

buat kamu, iya kamu

 

ia penggemar waktu yang mencintai

pikiran tentang derit ranjang. jam

yang pikun menidurkannya di dalam

tumpukan kalender dan menadirkannya

kegiatan ranjang yang tidak teratur.

kekayaan, kecantikan, dan penis,

semua telah dimilikinya, kecuali

dirinya sendiri.

 

penandaan akan pendanaan menjadi

modal baik tulisannya, igaunya.

kepalanya tempat orang-orang asing

repot-repot rapat meributkan

kelangkaan angka-angka dan selangkangan.

uang makin banyak maunya.

di matanya tempat sarang

pencuri puisi harian kota kita

atau polisi bahasa di beranda

yang tidak bisa membedakan

frasa dengan klausa.

 

halaman tubuhnya, berkas-berkas

bekas kekasihnya yang tersesat

di jantung puisinya. Ia selalu

ingin raga kata-katanya

mampu mengucapkan cinta

monyet, yang lugu dan malu-malu.

kelak akan ia berikan

pada kekasihnya yang tidak

mencintai puisi.

 

Bandung,  Oktober 2019

KOMENTAR ANDA

Senandung Algoritma

Sebelumnya

Baca Juga

Artikel Rumentang Siang