post image
Ilustrasi. /Pilar Demokrasi
KOMENTAR

Ketika itu, ia berjalan di sebuah padang yang gersang. Ia menemukan banyak berkeliaran. Kehausan karena kekeringan. Pilu hatinya.

Menetes air pada rambutnya, lalu membiarkan seluruh airnya ditelan yang terasing. 

Ketika pulang, Ribka mengiyakan pada sesuatu yang sama sekali tidak ia ketahui. 

 

Bagaimana aku mencari ribkamu?

Manis menyentuh; baik tersentuh; Engkau ribka Tuhan yang utuh.

Bagaimana aku mencari ribkamu?

Satu terenyuh, tanpa mengeluh, bukan separuh. 

Bagaimana aku mencari ribkamu?

Saat diminta ia percaya. 

 

Ribka, Ribka, Iman yang indah ada padamu.

KOMENTAR ANDA

Senandung Algoritma

Sebelumnya

"Seandainya Tuan Datang Lebih Awal?"

Berikutnya

Artikel Rumentang Siang