post image
Matahari Merdeka.
KOMENTAR

Ada satu matahari. 
Untuk semua. 
Pada semesta manusia. 
Tapi di desa kami. 
Kami menyimpan matahari. 
Masing-masing satu.  
Ada yang dalam mata. 
Dalam kepala. 
Dalam dada. 
Menjadi jiwa. 

Kelak,  jika penguasa merenggutnya. 
Mengambilnya. 
Memaksanya. 
Hanya jasad kami.  Badan kami. Kulit kami.

Meski mereka tertawa,  ego kusa,  pongah. 
Padahal?  Matahari kan tetap ada. 
Mentari di desa kami. 
Yang di dalam mata,  kepala,  jiwa,  terlanjur berlipat ganda. 
Berkembang biak,  beranak pinak. 

Di desa kami. 
Matahari tetap menari. 
Riang,  jenaka,  mengepal,  membara. 
Menyala. 
Gelora. 
Bagi jiwa-jiwa merdeka.

KOMENTAR ANDA

Senandung Algoritma

Sebelumnya

Baca Juga

Artikel Rumentang Siang