Uji klinis tahap III calon vaksin Covid-19 dilakukan perdana pada Selasa, 11 Agustus 2020. Dalam rangka memantau kesiapan uji klinis ini, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pun telah melakukan pengecekan kesiapan ruang uji klinis di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, Jawa Barat. Pada kesempatan itu, Menteri Terawan pun mengingatkan bahwa Presiden Joko Widodo akan langsung meninjau proses uji klinis.
“Yang terpenting, proses uji vaksin perdana besok harus sesuai protokol kesehatan. Mengingat besok akan ada presiden yang langsung meninjau,” ujar Menteri Terawan, dikutip dari laman resmi Unpad, Senin (10/8).
Mengenai persiapan uji klinis, Dekan Fakultas Kedokteran Unpad, Dr.med. Setiawan, dr., AIFM telah memastikan bahwa ruangan yang akan digunakan untuk penyuntikan vaksin telah steril. Penyuntikan tersebut akan dilaksanakan di lantai 2 gedung RSP Unpad, Bandung.
“Jadi, kondisi ruangan untuk uji klinis jauh lebih aman dibandingkan kondisi seperti biasa karena sudah ada penapisan lebih awal,” kata Setiawan.
Tak hanya itu, Setiawan juga memastikan seluruh tenaga kesehatan dan subjek yang terlibat uji klinis dalam kondisi sehat. Menurut Setiawan, tenaga kesehatan dan subjek uji klinis telah melalui tes PCR dan terbukti negatif virus corona. Oleh sebab itu, pelaksanaan uji klinis ini aman bagi seluruh pihak yang terlibat.
Adapun jumlah relawan yang akan mengikuti uji klinis terus bertambah. Per Senin, 10 Agustus 2020, tercatat 1.020 orang yang mendaftar sebagai relawan. Salah satu yang akan menjadi relawan adalah Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Kabar ini sudah dikonfirmasi oleh Manajer Lapangan Uji Vaksin Covid-19 Unpad, Eddy Fadlyana.
“Mudah-mudahan lancar. Kalaupun iya (menjadi relawan), saya laksanakan sesuai prosedur, tidak ada keistimewaan. Kalaupun tidak, saya permaklumkan, mungkin ada faktor-faktor kesehatan yang diperhatikan,” tutur Ridwan Kamil.
Uji klinis vaksin Covid-19 ini menjadi harapan besar dalam upaya mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia. Sebagaimana yang dikatakan ahli epidemologi Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif, bahwa Indonesia saat ini bergantung pada uji klinis vaksin Covid-19. Pasalnya, jika perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat, Moderna, berhasil lebih dulu melakukan uji klinis vaksin, Indonesia diprediksi tidak bisa mendapatkan vaksin tersebut.
“Kita sangat tergantung hasil uji klinis ini. Jika Moderna duluan selesai, Indonesia tidak bisa mendapatkan vaksin dari Moderna. Alasannya, karena produksinya untuk negara yang sudah bayar DP (uang muka),” terang Syahrizal kepada Media Indonesia, Senin (10/8).
KOMENTAR ANDA