Tahun 1920 merupakan dekade perdebatan yang cukup intens bagi bidang fotografi.
Bahwa ke depannya sebagai apa fotografi itu sendiri? Apa peranannya di masa depan? Lalu bahasa apa yang digunakan dalam bidang fotografi?
Tetapi seorang artis asal Hungaria Laszlo Moholy-Nagy percaya bahwa kamera dapat menjadi sebuah visi baru yang akan memicu kebangkitan abad ke-20.
Saat negara Jerman kalah perang, fotografi menjadi sebuah media yang menawarkan kejelasan, keadaan dan rasionalitas yang terjadi ketika perang dunia ke2 itu sendiri bermula dan berakhir.
Di Uni Soviet, seniman Alexander Rodchenko mengabadikan momen ketika kaum Bolshevik sedang berkuasa saat itu.
Ia mengabadikan momen tersebut dengan kamera, karena menurutnya lukisan merupakan hal yang sudah kuno. Rodchenko berpendapat bahwa kamera merupakan sebuah alat baru dalam bidang seni.
Pada saat itu lah yang membuat banyak masyarakat yang berpendapat dan mulai mengenali dan mendalami dunia fotografi dan kamera. Untungnya, sarana terhadap fotografi sudah memadai dengan adanya kamera kompak yang dapat digenggam dan ringan disebut leica.
Masyarakat Soviet menggunakan kamera leica karena dinilai lebih efisien tanpa harus memiliki sebuah tripod dan semacamnya. Tetapi hal ini malah mendorong masyarakat untuk mengambil peran sebagai jurnalis yang dapat menjadi sebuah propaganda politik.
Jika kembali membahas sebuah peranan fotografi yang akan terjadi di masa depan, mungkin hal tersebut dapat menjadi jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan.
Di jaman informasi ini fotografi masih menjadi suatu karya seni yang dapat mengekspresikan diri dan semacamnya. Fotografi telah menemukan kembali masa depan nya. Fotografi dinilai terbukti menjadi sebuah media cetak, elektronik, seni dan semacamnya.
Tetapi menjadikan fotografi itu sendiri sebagai media yang humanistis(terkadang jika dibandingkan dengan manusia itu sendiri) dan menjadi sebuah akuisisi dan digunakan selama bertahun-tahun kemudian. 
KOMENTAR ANDA