post image
Ilustrasi perasaan negatif (Foto: Gerd Altmann/Pixabay)
KOMENTAR

Kondisi kesehatan fisik dan kondisi kesehatan mental memang tidak dapat dipisahkan. Jika kesejahteraan mental terganggung, maka kondisi fisik pun akan terganggu. Ketika kita mengalami emosi negatif, seperti marah, stres, sedih, atau frustasi, maka secara otomatis tubuh kita pun akan terpengaruhi.

Studi yang dilakukan di tahun 2019 oleh Penn State University mengungkapkan hal demikian dengan penelitian yang mencakup 220 responden. Para responden diminta untuk mencatat bagiaman perasaan yang mereka alami serta kondisi fisik. Hal ini dilakukan selama dua minggu tanpa henti.

Untuk membuktikannya, sampel darah dari responden diperiksa. Hasilnya, menunjukkan bahwa semakin seseorang mengalami emosi yang negatif, maka sistem kekebalan tubuhnya pun akan otomatis melemah.

Menurut peneliti, ketika seseorang terus-menerus berkutat dengan perasaan negatif, maka tubuh juga akan merespons dengan cara yang lebih ekstrem dan lebih memprihatinkan.

“Suasana hati yang buruk, terutma karena marah dan keras kepala, sering dikaitkan dengan hormon stres (seperti kortisol dan adrenalis,” jelas Clare Morrison dari MedExpress, sebuah layanan kesehatan di Amerika Serikat, dilansir dari National Geographic Indonesia.

Robert Glatteer, asisten profesor kedokteran darurat di Lenox Hill Hospital, menyebut bahwa berbagai jenis stres akan membuat detak jantungmu terasal lebih cepat, meningkatkan tekanan darah, dan membuat sistem kekebalan tubuh menjadi lebih lemah. Bahkan, untuk jangka panjang, hal ini bisa meningkatkan risiko penyakit kanker, jantung, dan auto imun.

Memang tidak mudah untuk menghindari perasaan buruk. Perasaan buruk pun tidak perlu disangkal atau ditolak karena akan membebani diri kita sendiri. Namun, kita harus membiasakan agar tidak berlarut-larut dalam memelihara perasaan buruk.

Seorang pakar kesehatan, Dr Lindsey Almore, mengatakan bahwa kekuatan minfulnness bisa membantu kita untuk melawan perasaan negatif. Selain itu, memperbaiki suasana hati yang kacau pun bisa dilakukan dengan meluangkan waktu, beberapa menit saja, untuk merenung dan mengenali emosi tersebut sehingga bisa menemukan cara tepat untuk menanganinya.

Terdapat satu hal sangat penting yang harus diingat ketika kita ingin mengelola perasaan negatif, yakni kamu tidak perlu memaksa dirimu untuk bahagia. Dilansir dari National Geographic Indonesia, sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Emotion menyebut bahwa berusaha keras untuk bahagia justru mengundang perasaan negatif dan mengakibatkan stres jangka panjang.

“Kebahagiaan merupakan hal baik namun menjadikannya sebagai sesuatu yang harus diraih justru akan membuat gagal,” ungkap Brock Bastian, psikolog dari University of Melbourne School of Psychological Sciences, dikutip dari National Geographic Indonesia.

KOMENTAR ANDA

Dosen FKG Unpad Beri Tips Obati Sakit Gigi yang Bisa Dilakukan Sendiri

Sebelumnya

5 Jenis Sayuran Hijau Paling Sehat

Berikutnya

Artikel Gaya Hidup