post image
Orang-orang akan masuki fase new normal di tengah pandemi virus corona.
KOMENTAR

Meskipun ungkapan new normal terkesan menakutkan bagi sebagian orang, nyatanya kebijakan tersebut mau tidak mau tetap harus kita jalani. Setidaknya kembali menjalani kehidupan “normal” adalah apa yang banyak orang butuhkan saat ini di tengah situasi pandemi yang semakin membuat stress, tentunya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Sebagai mahasiswa yang masih terjebak di perantauan, new normal menjadi lampu hijau untuk saya segera kembali ke rumah. Tertahan selama tiga bulan di kosan dengan segala kekhawatiran yang mengiringi setiap hari membuat saya jadi merindukan keluarga dan rumah berkali-kali lipat dari biasanya.

Jika PSBB dilonggarkan dan new normal diberlakukan, hal pertama yang akan saya lakukan tentu saja pulang ke rumah. Menikmati kamar pribadi, masakan ibu, dan perbincangan secara langsung dengan keluarga adalah hal yang sangat saya rindukan saat ini. Setelah itu, barulah kembali ke perantauan untuk menuntaskan tugas akhir agar saya cepat lulus meskipun rumornya tahun ini hanya bisa wisuda secara virtual.

Hal lain yang ingin saya lakukan ketika new normal sudah berjalan adalah bertemu dan mengobrol dengan teman-teman. Setelah berbulan-bulan hanya bisa chatting-an atau video call, saling sapa di dunia nyata pasti menjadi hal yang ditunggu-tunggu, dong.

Walaupun nongkrong di kafe atau tempat umum lainnya masih riskan, setidaknya menyambangi rumah atau kosan bisa jadi pengobat rindu yang sudah meradang ini. Sekaligus menilai apakah kempampuan berkomunikasi secara langsung saya masih memadai atau justru menyusut bersama pandemi?

Kembali menjejaki kaki di studio tari dan latihan teater juga menjadi hal lainnya yang sangat saya inginkan saat new normal nanti. Meskipun sepertinya sulit untuk mengadakan pagelaran tari atau pentas teater dalam waktu dekat, tapi setidaknya latihan di ruang lain selain kamar kosan dan bertemu orang-orang bisa menjadi penyembuh stress yang sudah menumpuk ini.

Pada intinya saya ingin segera melakukan kegiatan-kegiatan yang tetap membuat saya hidup dan waras meskipun terdapat embel-embel new normal. Segala kebaruan yang awalnya terasa asing akan menjadi biasa jika kita mulai beradaptasi. Mungkin hikmah dari pandemi ini adalah untuk mengingatkan kita betapa pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan di tengah kondisi apapun. New normal seharusnya bukan menjadi momok tapi harapan agar kita bisa terus hidup ada ataupun tak adanya pandemi.

KOMENTAR ANDA

Irawati Hermawan: Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sangat Layak Jadi Pahlawan Nasional

Sebelumnya

Menlu Retno: Bagi Saya Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sudah Seorang Pahlawan

Berikutnya

Baca Juga

Artikel Aktual