post image
Sources by Google
KOMENTAR

Buku “Deleuze, Altered States, and Film” yang ditulis oleh Anna Powell dibagi ke dalam empat bagian besar yaitu The Dream Time, Pharmacoanalysis, Altered Body Maps and the Cinematic Sensorium, dan Altered States of time. Buku ini ditulis dengan sangat jelas dan transparan dalam menyampaikan nilai-nilai dan teori mengenai perfilman. Serta Anna Powell dapat mengkonversi bahasa-bahasa sulit dan pemahaman berat mengenai film menjadi lebih mudah dicerna oleh orang-orang awam yang ingin mempelajari film. Teori-teori tersebut masih memenuhi kebutuhan literatur untuk kebutuhan perkuliahan. Salah satu tujuan utama yang menjadi fungsi dalam buku ini adalah bagaimana Anna Powell mengeksplorasi dan memberikan konsep-konsep dalam pembuatan film yang bisa diubah.

Pada buku ini dikatakan bahwa salah satu hal yang penting dalam pembuatan film ini adalah bagaimana dampak dari sebuah film tersebut dapat membentuk dan menggerakan gestur atau bahasa tubuh para penonton berdasarkan keinginan yang sudah direncanakan, karena hal tersebut adalah dampak paling nyata yang bisa dirasakan oleh penonton. Karena ketika kita membuat film, apakah kita dapat memberikan nilai-nilai yang kita inginkan secara objektif tanpa terpengaruh oleh pengalaman dan pandangan subjektif para penonton dan kritikus. Anna Powell dalam bukunya selain memberikan teori-teori dan konsep, beliau juga memberikan pertanyaan menarik yang memberikan kesimpulan yang mudah dipahami. Selain itu dalam buku ini pun kita dapat memahami bagaimana suatu hal yang irasional dan surealis pada film dapat merepresentasikan dan membentuk suatu makna pada otak kita. dengan menggunakan alasan bahwa teknik sinematik tertentu merusak indera dan pikiran seseorang, Anna Powell membuat kumpulan filsafat dan seni, penulis kontra-budaya dan pembuat film untuk memberikan wawasan tentang peristiwa sinematik sebagai sebuah akibat yang dapat meracuni para penonton dan pembuat film saat eksplorasi dan pengembangan naskah film.

Beberapa pandangan dan teori pada buku ini memang dapat terbilang cukup ekstrim dalam logika dan stigma perfilman saat ini, dimana buku ini memberikan kita pandangan bahwa film tidak hanya memberikan pengalaman secara visual saja, tetapi bagaimana audio digunakan secara bersamaan, dapat menimbulkan rasa atau bahkan suatu hal yang belum pernah kita alami sebelumnya dan diwakilkan oleh film tersebut. Tentu, untuk menyampaikan hal tersebut membutuhkan idealisme dan teori yang mempuni dalam pengerjaan film. Dampaknya adalah, kita harus dapat menerima kritik dan pandangan yang bersebrangan dari penonton yang memiliki idealisme berbeda.

Apabila kita dapat mengaplikasikan teori-teori ini, kita akan merasakan peningkatan signifikan dalam eksekusi terutama pada pemahaman mengenai hal-hal relatif yang sebenarnya memiliki pengaruh secara eksternal. Kita tidak akan melihat hal-hal relativisme (manusia, budaya, etika, moral, dan agama) menjadi suatu hal yang genting daripada sebelumnya. Teori-teori tersebut secara signifikan dapat mengikis rasa iba terhadap hal yang tidak memiliki dampak yang signifikan.

Faktor utama mengapa buku ini memiliki dapat dinilai secara transparan dan jelas, karena buku ini menggunakan pendekatan bahasa dan istilah yang spesifik. Pendekatan dan penjelasan yang dilakukan oleh Anna Powell adalah  memberikan penyajian film yang memiliki dampak neurologis, psikologis dan filosofis. Sehingga kita dapat membuat partisi, dan membedakan bagaimana hal tersebut bisa terjadi pada penonton hingga pada akhirnya, hal tersebut dapat mendorong keinginan para pembuat film untuk melakukan perubahan yang signifikan karena meningkatnya dorongan dan insting dalam pembuatan film.

KOMENTAR ANDA

Peringati Peristiwa G30S, Ini 5 Fakta PKI yang Perlu Diketahui

Sebelumnya

Bukan Cuma Perempuan, Saintis Ungkap Laki-laki Juga Bisa "Datang Bulan"

Berikutnya

Artikel Sains