post image
Alat tes swab./Pixabay/Vesna Harni
KOMENTAR

Sejauh ini, ada 3 jenis alat diagnostik virus Corona yang digunakan di Indonesia yakni Real Time Polymerase Chain Reaction (RT PCR), Tes Cepat Molekuler (TCM), dan Rapid Test. Ketiga jenis alat tersebut memiliki cara kerjanya masing-masing untuk mendeteksi Covid-19 di dalam tubuh. Banyak orang percaya bahwa saat ini ketiga alat itu memang efektif untuk mendeteksi virus Corona, tapi tidak sedikit juga yang meragukan akurasinya, terutama Rapid Test.

Dilansir dari detik.com, Achmad Utomo, seorang pakar biologi molekuler membantu menengahi polemik di masyarakat. Menurutnya, ketiga jenis alat tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, yakni:

1. RT PCR

Menurut Achmad, Real Time Polymerase Chain Reaction (RT PCR) adalah alat terbaik untuk mendeteksi virus Corona di dalam tubuh seseorang. Alat ini bisa langsung mengenali materi genetik virus di sampel lendir yang diambil dari hidung atau tenggorokan.

"Artinya bisa digunakan untuk melihat adanya infeksi akut," ujar Achmad Utomo. Dikutip dari detik.com.

Dianggap sebagai yang terbaik tidak berarti luput dari kekurangan. Achmad menjelaskan, metode pemeriksaan menggunakan RT PCR membutuhkan dua kali proses yaitu ekstraksi dan amplifikasi. Itu sebabnya, perlu waktu beberapa hari untuk mengetahui hasil pemeriksaan dengan RT PCR.

2. Tes Cepat Molekuler (TCM)

Alat diagnostik ini sebenarnya memiliki akurasi yang sama dengan RT PCR, karena TCM adalah disimplifikasi dari RT PCR. Keduanya memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi RNA dari SARS-CoV-2, bedanya, waktu yang dibutuhkan TCM untuk melakukan hal tersebut lebih singkat dibanding RT PCR.

"TCM itu basisnya adalah apa yang disebut dengan plug and play. Jadi seluruh reagen yang diperlukan itu sudah ada dalam satu kaset pemeriksaan. Jadi amat sangat sangat convenient buat petugas lab. Jadi mereka cukup membuka kaset itu, masukkan cairan dari swab, tutup kasetnya, masukkan ke mesin tunggu sekitar 1 jam, sehingga tak perlu ekstraksi RNA karena sudah langsung otomatis," ungkap Achmad. Masih dikutip dari detik.com.

Sama seperti RT PCR, alat ini juga memiliki kekurangan yakni harganya yang mahal dibanding jenis alat lainnya. Penyebabnya, kaset atau catridge masih harus diimpor luar negeri. Klinik atau rumah sakit milik Kementerian Kesehatan memang banyak yang memilikinya, tapi catridge khusus Covid-19 masih terkendala masalah suplai.

3. Rapid Test

Ada perbedaan mencolok antara rapid test dengan dua alat yang dibahas sebelumnya. Bila RT PCR dan TCM menggunakan lendir untuk mendeteksi keberadaan Covid-19, pemeriksaan rapid test mengujinya melalui sampel darah. Nantinya alat ini akan melihat kondisi imunoglobin atau antibodi yang terbentuk jika tubuh sedang melawan virus.

Kelebihannya, hasil uji Covid-19 menggunakan alat ini bisa didapat dalam waktu yang relatif singkat yakni 15 - 20 menit saja. Tentu sangat berbeda jauh dengan dua alat sebelumnya yang bisa menghabiskan waktu beberapa hari. Sayangnya, hasil pemeriksaan menggunakan alat ini masih diragukan keakuratannya.

"Rapid test juga jadi masalah kalau digunakan di-screening Covid-19 karena yang diperiksa adalah antibodinya. Padahal terbentuknya antibodi juga agak lama. Jadi tidak pas sebenarnya digunakan untuk melakukan screening apalagi rendah sensitivitasnya, walau memang murah, tapi kalau banyak yang lolos juga percuma," tutup Achmad Utomo.

KOMENTAR ANDA

Irawati Hermawan: Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sangat Layak Jadi Pahlawan Nasional

Sebelumnya

Menlu Retno: Bagi Saya Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sudah Seorang Pahlawan

Berikutnya

Baca Juga

Artikel Aktual