post image
Ilustrasi.
KOMENTAR

Direktur Rumah Sakit Infeksi Institut Lazzaro Spallanzani, Roma, Francesco Vaia dalam konferensi pars dengan Asosiasi Jurnalis Asing di Roma dan Milan, menyatakan bahwa setiap epidemi, ada saat ketika daya hidup virus berkurang dan kekuatannya penyebarannya melemah.

Dalam kasus SARS CoV2 ini, terdapat indikasi objektif di mana virus berkurang jumlah dan kekuatannya melemah. Namun, belakangan juga ditemukan bertambahnya jumlah pasien dengan gejala ringan dan bahkan tanpa gejala, menurutnya justru lebih berbahaya bagi masyarakat.

Ini karena pada pasien tanpa gejala bukan berarti virus ini tidak menular. Ia juga mengatakan tidak mungkin virus itu hilang dengan sendirinya.

“Saya tidak melihat kemungkinan virus ini akan hilang sendiri, di saat kita hanya berjalan-jalan seperti biasanya,” ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Vaia, manusia juga harus ikut berupaya membantu agar virus corona segera menghilang.

“Kita harus selalu siap beraksi, kita harus siap untuk berupaya agar virus ini menghilang. Kita yang harus proaktif,” tandasnya melalui konferensi pers virtual dengan Asosiasi Jurnalis Asing di Italia, Stampa Estera, 20 Mei 2020.

Vaia juga mengatakan saat ini manusia berada dalam situasi hidup berdampingan dengan virus, “Kita berada dalam fase virus seperti garam, artinya virus ini ada bersama dengan kita. Kita harus mulai membiasakan hidup dengan virus ini, namun pada saat bersamaan kita harus selalu tingkatkan kapasitas pengobatan, selalu berinovasi, menguatkan penelitian, dan mencari cara terbaik dalam terapi dan penyembuhan para pasien.”

Peperangan manusia melawan pandemi ini menurutnya, meski dalam perjalanannya menewaskan banyak orang, pada akhirnya virus ini akan bisa dikalahkan yaitu saat manusia menemukan vaksin.

Oleh karena itu, menurutnya di masa vaksin belum ditemukan seperti sekarang ini, ada tiga subjek yang penting untuk diperhatikan pada fase pembukaan karantina secara bertahap, yaitu: pertama, kesiapan dokter dan medis, kedua, masyarakat harus patuh terhadap protokol kesehatan yang ditetapkan, dan masyarakat harus hidup dengan mental dan optimisme bahwa pandemi ini akan segera usai.

“Kesabaran dan disiplin ini harus terus diterapkan, sampai pada akhirnya umat manusia bertemu pada titik terang petualangan ini, yaitu ketika ada vaksin,” ujarnya.

Aspek selanjutnya yaitu, media massa harus mengawal masyarakat dengan dengan narasi yang membangun semangat, misalnya dengan memberikan pesan yang baik, antara lain, “Jangan takut, ini masalah besar yang serius, tapi kita bisa menang.”

Pesan lainnya yang menurut Vaia penting adalah, “Kalau kita semua cerdas bersikap, maka kita semua akan mampu menghadapi ini dengan baik, kalau tidak bisa, kita harus kembali ke belakang. Jangan sampai membunuh harapan. Kita akan bisa hadapi ini, maka kita akan sampai pada vaksin. Jangan putuskan harapan,” tandasnya.

Ia mengatakan semua aktivitas ekonomi, hobi, olahraga, kesenian, sekolah, dan ayanan transportasi sudah mulai harus dibuka tapi secara bertahap dan pada saat yang sama dan pertahankan kewaspadaan.

Pemerintah dalam hal ini, kementerian kesehatan juga harus terus melakukan swab test dan seriologis secara bersamaan. Karena, lanjut Vaia, swab test layaknya sebuah foto, di mana hasilnya menunjukkan pada saat itu pasien menderita infeksi atau tidak dan penyebab infeksinya.

Sementara tes seriologi berupa tes untuk memahami apakah pasien pernah terinfeksi virus atau tidak, dan apakah pasien mampu menciptakan antibodi atau tidak.

“Pada hasil tes seriologi, bisa diketahui apakah pasien positif, negatif atau sedang bertempur dengan sesuatu yang menyebabkan infeksi. Pada pasien negatif, tidak perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan. Pada pasien positif harus dikarantina karena masuk dalam fase bisa sangat menular bagi yang lain. Sedangkan pada pasien yang diketahui memiliki antibodi, perlu di tes swab apakah antibodi tersebut hasil persinggungan dengan SARS CoV2 dan apabila ya, maka orang tersebut dapat kami saring sebagai donor untuk mengobati pasien yang lainnya,” tutur dokter tersebut.

Vaia juga mengatakan, apabila saat melakukan pembukaan bertahap, grafik kembali pada rasio 1 atau 1,5 maka sebaiknya, otoritas lokal kembali menutup kawasan tersebut.

Di samping itu, pengobatan virus corona masih bersifat eksperimen dan terapi plasma dari dokter yang telah memimpin sejak dua turis dari Tiongkok dikirim ke rumah sakit tersebut pada 29 Januari 2020.

Ia mengatakan, rumah sakit tersebut menjadi referensi bagi seluruh rumah sakit di Eropa dalam menangani Covid-19, karena mereka melakukan berbagai pengobatan eksperimen untuk memahami reaksi pada pasien, termasuk pemberian obat anti viral maupun anti radang.

Selain itu, lanjut Vaia, Italia juga mencoba terapi plasma dalam upaya penyembuhan pasien.

“Terapi ini diberikan kepada orang yang sakit, di mana kami ambil plasma dari pasien yang sudah sembuh dan memiliki antibodi dalam jumlah yang sangat besar dan memiliki kapasitas untuk neutrolabloccati atau secara natural menetralisasi virus dan kemampuan itu, kami bisa lihat dalam tes laboratorium. Tes ini juga kami lakukan pada seorang anak di Roma, Italia, dan kami lihat ini berfungsi,” ujarnya.

Mengenai apakah pasien yang akan sembuh akan kembali sakit, profesor mengatakan perlu studi untuk memahami sejauh mana kekuatan antibodi manusia dalam mempertahankan tubuhnya menghadapi virus ini.

Menurutnya dibutuhkan satu atau dua tahun lagi untuk memahami secara utuh, mengenai antibodi manusia, dan kekuatannya menghadapi virus ini. Spallanzani secara normal berkapasitas 155 tempat tidur namun selama masa pandemi, meningkat menjadi 270 dan belakangan menjadi 555 tempat tidur karena pada masa puncak, pasien demikian membludak.

Ia mengatakan, rumah sakit tersebut mengobati pasien dari berbagai suku bangsa, sebab ada juga pasien yang dikirim dari kapal-kapal pesiar yang memiliki latar belakang kewarganegaraan berbeda-beda.

KOMENTAR ANDA

Irawati Hermawan: Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sangat Layak Jadi Pahlawan Nasional

Sebelumnya

Menlu Retno: Bagi Saya Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sudah Seorang Pahlawan

Berikutnya

Baca Juga

Artikel Aktual