post image
Petugas kesehatan mensterlikan kursi-kursi di stadion San Paolo, Napoli jelang laga Napoli kontra Inter Milan, Rabu (4/3). Sumber: Reuters
KOMENTAR

Berbagai liga sepak bola di dunia termasuk liga besar Eropa terpaksa harus menghentikan sementara kompetisinya akibat pandemi COVID-19 atau virus corona yang tengah mewabah di seluruh dunia.

Tercatat, Liga Italia menjadi liga sepak bola besar Eropa pertama yang menghentikan sementara semua pertandingan per 9 Maret setelah sebelumnya memainkan sejumlah pertandingan tanpa penonton.

Sementara itu, beberapa pemain dan pelatih sepak bola pun terhitung sudah terjangkit oleh virus ini, seperti pelatih Arsenal Mikel Arteta, pemain Juventus Paulo Dybala dan Blaise Matuidi, pemain Persib Wander Luiz, serta lainnya.

Namun demikian, beberapa liga sepak bola di dunia telah mengonfirmasi bahkan sudah memainkan beberapa laganya. Seperti Bundesliga atau Liga Jerman yang akan kembali bergulir 16 Mei mendatang, sementara itu K League 1 atau Liga Korea Selatan sudah memainkan pertandingan sejak Jumat (8/5).

Terhentinya berbagai liga akibat pandemi ini bukan pertama kalinya di sejarah sepak bola, tehiitung sudah dua kali permainan si kulit bundar ini dihentikan akibat beberapa alasan. Berikut informasinya dikutip dari Goal:

Dihentikan oleh Perang Dunia Pertama

Perang yang pertama kali dideklarasikan pada 1914 ini berdampak besar pada pemberhentian berbagai liga yang saat itu sedang berkembang seperti Liga Inggris, Perancis, Italia, dan Jerman.

Liga Spanyol saat itu belum terbentuk dan baru hadir pada 1929.

Akibat perang dunia ini, beberapa pemain sepak bola juga terpaksa berperan dalam perang dunia sebagai tentara.

Bahkan, para pemain sepak bola sebritania raya berkumpul dan membentuk batalyon sendiri bernama Football Battalion yang dipimpin oleh pemain Birmingham City Frank Buckley.

Berbagai pertandingan sepak bola perlahan mulai dibangkitkan lagi pada 1919 seiring dengan meredanya perang dunia pertama.

Kisah menarik juga terjadi pada perang dunia pertama yang dikenal dengan cerita Christmas Truce atau pertandingan sepak bola antara tentara Britania Raya dengan Jerman pada Natal 1914.

Meskipun saat itu tentara Britania Raya dan Jerman sedang saling berperang, mereka menunda perang tersebut dan mengadakan pertandingan sepak bola serta kegiatan lain seperti bertukar kado, dan berpesta selayaknya Natal pada umumnya.

Untuk mengenang Christmas Truce, Pangeran William meresmikan tugu memorial pada 100 tahun kejadian terkenal tersebut atau pada 2014 bersama Asosiasi Sepak Bola Inggris atau FA, Federasi Sepak Bola Eropa atau UEFA, dan turut diikuti beberapa pemain sperti Wayne Rooney, Philipp Lahm, serta Gareth Bale.

Presiden UEFA saat itu Michel Platini bahkan berujar, “Dengan memorial ini kita bisa membayangkan para tentara ini 100 tahun lalu mencari bahasa yang sama, yaitu sepak bola untuk mengekspresikan persaudaraan mereka.”

Kembali dihentikan oleh Perang Dunia

Perang dunia kedua yang terjadi mulai dari akhir 1930-an tersebut juga menghentikan beberapa liga sepak bola di Eropa, seperti Liga Inggris yang terhenti di pertengahan musim 1939-1940 hingga akhirnya baru bisa dimulai kembali pada musim 1946-1947.

Beberapa pemain sapak bola juga tercatat bergabung dalam perang sebagai tentara dan tidak sedikit juga yang tewas.

Meski berjalannya Liga Inggris dihentikan, terdapat liga-liga regional yang dinamakan “The Wartime League” dan “The War Cup” yang berlangsung sebagai sarana rekreasi para pekerja di Inggris di tengah perang.

Perang juga berdampak pada absennya gelaran Piala Dunia bahkan selama dua edisi yaitu pada tahun 1942 dan 1946.

Liga lain seperti Liga Spanyol juga terdampak oleh perang dunia dan perang sipil sehingga harus menunda sementara berbagai pertandingan.

Begitu pula dengan Liga Italia yang meskipun bisa berjalan di tengah perang dunia hingga 1943, namun musim berikutnya ditunda dan beru bisa memulai kembali liga pada 1945 saat perang usai.

Liga Jerman sempat berjalan sampai 1944 dan kemudian dihentikan seiring dengan berbagai serangan perang yang menimpa Jerman saat itu.

Pertandingan sepak bola resmi pun absen di Jerman sampai tahun 1948.

KOMENTAR ANDA

Irawati Hermawan: Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sangat Layak Jadi Pahlawan Nasional

Sebelumnya

Menlu Retno: Bagi Saya Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sudah Seorang Pahlawan

Berikutnya

Baca Juga

Artikel Aktual