post image
Ilustrasi hewan laut. Pixabay/Republica
KOMENTAR

Selama ini kita hanya tahu bahwa virus berasal dari tempat-tempat seperti hutan, atau binatang-binatang yang hidup di darat. Itu sebabnya, kerusakan alam dan habitat hewan liar akibat perebutan lahan oleh manusia untuk dijadikan tempat tinggal atau tempat memproduksi komoditas bisa memicu wabah penyakit, seperti yang sedang kita alami bersama saat ini.

Para ilmuwan mengatakan, virus-virus yang ada di dunia ini masih banyak yang belum teridentifikasi sehingga belum semuanya bisa dipahami. Selain itu, bukan hanya daratan, virus-virus itupun terdapat di lautan.

Belum lama ini, penelitian yang dipimpin oleh ahli ekologi kelautan, Jennifer Weish dari Royal Netherlands Institute for Sea Research (NIOZ) menyebut bahwa banyak virus yang berasal dari laut dan untungnya jumlahnya bisa ditekan akibat dimangsa oleh beberapa jenis hewan laut.

Tertarik dengan fakta tersebut, para peneliti melakukan serangkaian penelitian untuk memeriksa cara organisme non-inang mampu secara aktif maupun pasif menumpas berbagai partikel virus dari lingkungan laut. Hasilnya pun cukup mengejutkan, dari 10 spesies yang diuji ternyata tiram, kerang, spons, dan kepiting menjadi yang paling efektif mengurangi jumlah partikel virus di laut.

Dilansir dari nationalgeographic.grid.id, Weish memaparkan bahwa Spons menjadi spesies yang paling efektif dalam membasmi virus. Jumlah yang mampu dikuranginya pun cukup banyak dalam waktu yang relatif singkat.

“Dalam percobaan kami, spons mengurangi kehadiran virus hingga 94 persen dalam waktu tiga jam. Bahkan setelah 24 jam angkanya mencapai 98 persen,” ujar Weish. Dikutip dari nationalgeographic.grid.id.

Kepiting menduduki urutan kedua sebagai spesies yang paling efektif dalam mengurangi virus di laut. Hewan ini mampu membasmi virus hingga 90 persen dalam waktu 24 jam. Diikuti oleh kerang yang mencapai 43 persen, serta tiram yang berhasil mengurangi virus sebanyak 12 persen dalam waktu yang sama.

Weish pun mengingatkan, hasil tersebut diketahui dari uji coba di laboratorium, sedangkan di laut hasilnya belum tentu sama. Ia mengatakan, ada banyak faktor yang bisa mengubah hasil penelitian tersebut.

“Situasinya jauh lebih kompleks, karena banyak spesies hewan lain hadir dan saling memengaruhi. Misalnya, jika tiram sedang menyaring virus dan kepiting datang, ia akan menutup katupnya dan berhenti melakukannya. Selain itu, ada faktor-faktor seperti arus pasang surut, suhu, dan cahaya ultraviolet yang perlu dipertimbangkan,” jelas Weish. Masih dikutip dari nationalgeographic.grid.id.

Meski begitu, hasil penelitian ini bisa menunjukkan bahwa laut pun memiliki banyak virus dan hewan yang hidup di laut bisa berperan sebagai pemangsanya. Menjaga kelestarian laut sama artinya dengan mencegah penyebaran virus dari laut menuju daratan.

KOMENTAR ANDA

Irawati Hermawan: Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sangat Layak Jadi Pahlawan Nasional

Sebelumnya

Menlu Retno: Bagi Saya Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sudah Seorang Pahlawan

Berikutnya

Baca Juga

Artikel Aktual