post image
Virus corona banyak menginfeksi anak-anak di Indonesia (Foto: Pixabay)
KOMENTAR

Sejak virus Corona menerjang, orang lansia adalah kelompok yang paling diawasi karena memiliki risiko terjangkit Covid-19 lebih tinggi dibanding kelompok usia yang lebih muda. Hal itu bisa terjadi karena sistem kekebalan tubuh orang lanjut usia cenderung sudah menurun sehingga tubuhnya lebih mudah terjangkit virus.

Semua itu memang benar, dan penjagaan terhadap orang lansia harus terus dilakukan dengan baik. Tapi yang juga perlu diperhatikan berbagai pihak, bukan hanya orang lansia saja yang berisiko tinggi tertular, tapi ada kelompok usia lain yang juga rentan: balita.

Pemberitaan mengenai kasus anak yang terinfeksi Covid-19 di media saat ini terbilang masih sedikit. Bahkan pemerintah pun jarang membahas secara detail terkait masalah ini di tiap konferensi persnya. Padahal, menurut data yang berhasil dikumpulkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kasus kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia saat ini menjadi yang tertinggi di Asia, bahkan bisa jadi di dunia.

"Nah ini data kita sebetulnya sejak Maret kami kumpulkan. Data ini sebetulnya lebih sedikit dari data yang ada di Kemenkes ataupun di Gugus Tugas. Ini data yang dikumpulkan dari teman-teman kita yang merawat. Jadi kalau kita lihat, yang meninggal, baik yang PDP maupun yang konfirmasi meninggal ini 200-an," ujar dr. Aman Pulungan, ketua PP IDAI, dilansir dari detik.com.

"Makanya kita bisa mengatakan untuk saat ini, yang meninggal untuk anak ini, kita paling banyak di Asia bahkan mungkin di dunia saat ini, untuk dalam masa pandemi yang terkait dengan Covid, direct atau indirect," Aman menambahkan.

Banyaknya kasus kematian anak akibat Covid-19 ini menunjukkan tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan anak di masa pandemi ini masih belum baik. Sedangkan usia anak yang paling banyak terinfeksi adalah anak dengan usia di bawah 1 tahun dan di bawah 5 tahun, usia yang masih belum memungkinkan bagi anak untuk menjaga dirinya sendiri di masa wabah.

"Datanya ini juga cukup menyedihkan. Yang paling banyak meninggal lagi di bawah 1 tahun dan di bawah 5 tahun. Jadi mereka ini yang tidak sempat ulang tahun pertama atau ulang tahun yang kelima," ungkap Aman, masih dikutip dari detik.com.

Risiko menjadi semakin tinggi jika sang anak mengidap stunting atau malnutrisi. Dalam kondisi tersebut, daya tahan tubuh anak sangat lemah dan jika terlambat mendapat penanganan yang baik, risiko terburuklah yang mungkin terjadi.

"Stunting dan malnutrisi, kita tahu bahwa prevalensi kita memang menurun sampai 30 persen, tapi yang kurang gizi sekitar 18-19 persen. Jadi kombinasi kedua ini ketika kelompok anak ini terinfeksi COVID, tentulah daya tahan tubuh mereka kurang baik, dan lebih parah, dan tentu kalau terlambat akan meninggal," kata dr. Aman.

Menurut dr. Aman, ada beberapa penyakit yang biasanya menjadi penyakit penyerta ketika anak positif terinfeksi COVID, mulai dari TBC, asma, diabetes, hingga diare. Jadi jika anak mengalami gejala-gejala yang mencurigakan, lebih baik lekas bawa ke dokter terdekat.

KOMENTAR ANDA

Irawati Hermawan: Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sangat Layak Jadi Pahlawan Nasional

Sebelumnya

Menlu Retno: Bagi Saya Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sudah Seorang Pahlawan

Berikutnya

Baca Juga

Artikel Aktual