post image
Ilustrasi mimpi. /PIXABAY/Cdd20
KOMENTAR

Pernah merasa ketindihan atau orang  Sunda biasa menyebutnya dengen eureup-eureup? Menurut mitos di tanah Sunda, apabila kita mengalami eureup-eureup atau ketindihan, tubuh kita berarti sedang diduduki atau ditahan oleh makhluk astral.

Pada saat ketindihan, biasanya kita merasa seakan-akan sedang ditahan, dicekik, atau ditindih oleh sesuatu.

Selain disebut dengan ketindihan, eureup-eureup juga disebut dengan kelumpuhan tidur. Hal itu karena pada saat ketindihan, kita tidak bisa melakukan sesuatu atau layaknya seperti orang yang lumpuh. Bahkan dalam kondisi tersebut seringkali ingin berteriak tapi terasa sulit sekali.

Mungkin orang sudah mengenal bahwa dalam ilmu medis, fenomena ketindihan ini bernama sleep paralysis.

Namun kali ini saya lebih tertarik membahas mengenai ketindihan yang beredar sebagai cerita atau kepercayaan di berbagai belahan dunia.

Mitos ketindihan ternyata tidak hanya ada di Sunda saja tapi ada di berbagai negara.

Berdasarkan informasi dari madania.co.id, mitos ketindihan juga terdapat di Finlandia atau Swedia, Meksiko, Tiongkok, Jepang, Turki, Amerika Serikat, Fiji, dan lain-lain.

Di Finlandia atau Swedia, ketindihan atau eureup-eureup itu dipercaya disebabkan oleh makhluk astral bernama Mare. Mare merupakan perempuan yang dulunya dikutuk dan tubuhnya dibawa secara misterius saat dirinya tengah tidur. Menurut informasi, Mare dipercaya selalu berkeliling suatu wilayah dan menduduki tulang iga orang-orang yang sedang tidur.

Di Amerika Serikat mitos ketindihan ini dipercaya diakibatkan oleh makhluk jahat bernama Hag. Pada cerita rakyat Georgia, South Carolina, dan Newfoundland, Hag dipercaya meninggalkan tubuhnya pada malam hari, arwahnya kemudian bergentayangan dan duduk di dada orang yang sedang tidur.

Selain itu, mitos ketindihan juga terdapat di Fiji. Orang sana menyebutnya dengan “kana tevoro” atau “dimakan oleh setan”.  Fenomena ini dikaitkan dari kerabat dekat yang ditinggalkan oleh temannya meninggal. Arwah temannya ini kemudian bergentayangan karena dianggap memiliki urusan yang belum terselesaikan.

Ketindihan di Turki disebut dengan “kerabasan”. Kerabasan di negara itu  dipercaya bahwa ada arwah gentayangan yang mengunjungi orang-orang yang sedang tidur.

Di negara Thailand, ketindihan beredar sebagai cerita rakyat. Dipercaya ada seorang hantu bernama Phi Am yang menyebabkan terjadinya ketindihan.

Di negara Meksiko, terdapat pengalaman “se me subio el muerto” yang kondisinya sama persis dengan mitos ketindihan yang beredar. Kondisi ini, di Meksiko, dipercaya bahwa ada arwah penasaran yang menempel pada tubuh seseorang.

Dalam cerita rakyat Jepang, ketindihan disebut dengan “kanashibari”. Secara harfiah, “kanashibari” memiliki arti “seseorang yang sedang diikat oleh makhluk halus”. Sesuai dengan artinya, kondisi ini dipercaya berhubungan dengan makhluk halus yang mengikat atau memegang raga manusia.

Ketindihan juga beredar di Afro-Amerika sebagai sebuah budaya. Ketindihan disebut dengan the devil riding your back  atau hantu yang sedang menaiki bahu seseorang.

Pada cerita Tiongkok, ketindihan dikenal dengan gui ya shen atau gangguan hantu yang menekan tubuh seseorang.

KOMENTAR ANDA

Irawati Hermawan: Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sangat Layak Jadi Pahlawan Nasional

Sebelumnya

Menlu Retno: Bagi Saya Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sudah Seorang Pahlawan

Berikutnya

Artikel Aktual