post image
Ilustrasi virus. /PIXABAY/Socha
KOMENTAR

Pemanasan global tak hanya memberikan efek bagi lingkungan tetapi juga bagi kelangsungan makhluk hidup. Akibat pemanasan global, virus lebih susah mati sehingga ancaman penyakit menular meningkat.

Sebuah studi dari para peneliti di Swiss memperlihatkan, virus yang ditularkan melalui air telah beradaptasi dengan lingkungan yang lebih hangat.

Dengan demikian, virus mampu bertahan lebih lama dan resistan terhadap disinfektan seperti klorin.

“Ini menyirakatkan bahwa kualitas air mungkin akan lebih buruk di wilayah hangat. Risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh virus pun akan lebih besar,” ujar Tamar Kohn, Profesor Kimia Lingkungan dari Swiss Federal Institute of Technology, dikutip dari The Independent.

Sinar matahari, suhu yang tinggi, dan mikrob lainnya dapat menonaktifkan virus yang berada di permukaan air dan mengurangi kemampuan virus untuk menularkan penyakit.

Meski demikian, para ilmuwan memperkirakann, cara virus bereaksi dengan lingkungan akan berkembang sebagai respons terhadap perubahan iklim.

Studi di Swiss ini meneliti enterovirus, keluarga virus yang dapat menyebabkan berbagai infeksi, termasuk pilek dan polio, dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi.

Enterovirus biasanya ditularkan melalui feses, masuk ke lingkungan melalui limbah, air, dan sanitasi yang buruk.

Tim peneliti menciptakan empat populasi berbeda dari enterovirus pada manusia dengan menginkubasi di sampel air danau pada suhu 10 derajat celcius dan 30 derajat celcius dengan dan tanpa sinar matahari.

Tim kemudian mengekspos sampel ke suhu panas dan disinfektan. Penelitian yang dipublikasi di Jurnal Enviromental Science and Technology ini menemukan, virus yang beradaptasi di suhu hangat mampu bertahan lebih lama dibandingkan virus yang diinkubasi di air dingin.

Bahkan, ketika dipindahkan ke air dingin, virus yang sebelumnya diinkubasi di air hangat tetap aktif lebih lama.

“Virus yang tahan di perairan lebih hangat akan menularkan penyakit dalam waktu lama dan resistan terhadap disinfektan,” kata Kohn.

Hal ini menandakan pemananas global dapat membuat manusia lebih berisiko terpapar virus ketika menggunakan air yang sudah terkontaminasi.

Kenaikan suhu dan cuaca yang ekstrem dapat membawa ancaman penyakit, terutama di negara-negara dengan cuaca yang lebih panas.

“Kami khawatir dengan gelombang panas ekstrem yang lebih sering terjadi dan durasi yang lebih lama. Itu dapat menyebabkan pemanasan yang signifikan pada perairan di sekitarnya,” ucap Kohn.

KOMENTAR ANDA

Irawati Hermawan: Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sangat Layak Jadi Pahlawan Nasional

Sebelumnya

Menlu Retno: Bagi Saya Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sudah Seorang Pahlawan

Berikutnya

Artikel Aktual