post image
Ilustrasi medan magentik./Carnegie Institution for Science/phys.org
KOMENTAR

Belum lama ini, satelit Swarm milik Badan Antariksa Eropa (ESA) berhasil mengumpulkan berbagai data terkait Bumi. Data yang disebut Anomali Atlantik Selatan itu lantas dianalisis oleh sekelompok ilmuwan. Hasilnya cukup mengejutkan, tim peneliti berhasil menemukan fakta bahwa ada pelemahan medan magnetik di Bumi. Wilayah pelemahan medan magnetik itupun cukup luas, membentang dari Afrika hingga ke Amerika Selatan.

Medan magnet yang terbentuk di Bumi berasal dari besi cair panas yang berputar dalam perut planet ini. Fungsinya pun cukup vital yakni melindungi permukaan Bumi dari partikel bermuatan dan radiasi yang berasal dari Matahari.

Dilansir dari Kumparan.com, Jurgen Matzka, seorang peneliti dari German Research Centre for Geosciences menjelaskan bahwa paling tidak ada beberapa bagian Anomali Amerika Selatan yang baru diketahui ini sebenarnya telah berlangsung sejak satu dekade terakhir.

“Minimal, bagian Timur dari Anomali Atlantik Selatan yang baru ini telah muncul selama dekade terakhir dan dalam beberapa tahun belakangan berkembang dengan sangat cepat,” ujar Jurgen Matzka. Dikutip dari Kumparan.com.

Ia pun menambahkan, adanya penemuan ini sangat penting untuk meneliti perkembangan Anomali Atlantik Selatan dan membantu kita memahami proses yang terjadi di dalam inti Bumi yang memicu terjadinya penurunan intensitas medan magnetik.

“Kita beruntung memiliki satelit Swarm dalam orbit untuk menyelidiki perkembangan Anomali Atlantik Selatan. Tantangannya sekarang adalah untuk memahami proses dalam inti Bumi yang mendorong perubahan ini,” lanjut Jurgen Matzka. Masih dikutip dari Kumparan.com.

Pelemahan ini bisa berdampak serius, karena medan magnetik memiliki peran yang sangat penting dalam melindungi Bumi dari radikal kosmik berbahaya dan terpaan angin Matahari. Medan magnetik juga yang membuat sistem satelit dan telekomunikasi bisa beroperasi. Itu sebabnya, melemahnya medan magnetik Bumi bisa mengakibatkan gangguan pada fungsi ponsel dan komputer.

Sampai saat ini, para peneliti belum menemukan sumber penyebab terjadinya pelemahan medan magnetik Bumi. Mereka baru bisa berspekulasi, kondisi tersebut merupakan tanda kutub magnet utara dan kutub magnet selatan akan berpindah tempat, fenomena yang sering disebut dengan nama Pembalikan Kutub.

Jika spekulasi ilmuwan benar, itu artinya manusia era ini sedang hidup pada puncak siklus perpindahan tempat kedua kutub tersebut. Sebab menurut catatan para peneliti, fenomena Pembalikkan Geomagnetik tidak hanya terjadi saat ini, kondisi semacam ini terakhir kali terjadi sekitar 780.000 tahun yang lalu.

KOMENTAR ANDA

Irawati Hermawan: Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sangat Layak Jadi Pahlawan Nasional

Sebelumnya

Menlu Retno: Bagi Saya Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sudah Seorang Pahlawan

Berikutnya

Artikel Aktual