post image
Dua Sore./Pinterest
KOMENTAR

Dua sore setelah ritmis, dengan
menghendaki segala yang sulit dan
malu menyembunyikan kesedihan,
kau berteriak lantang: "tak ada sinonim untuk selamat tinggal"

Orang terakhir di bayang itu, yang
aku ciptakan dari angkuhku yang
antara kapan dan kapan-kapan,
berbisik pada daun telinga dan daun
jendela, "akan kucintai kau, kekal, seperti kucintai Den Sastro."

Pada gelap yang tak lagi penuh
dan jatuh dari langit.

Bandung, Oktober 2019

KOMENTAR ANDA

Senandung Algoritma

Sebelumnya

Baca Juga

Artikel Rumentang Siang