post image
Ilustrasi penelitian di laboratorium (Foto: Pixabay)
KOMENTAR

Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of Edinburgh disebut-sebut menjadi penelitian terlama. Pasalnya, penelitian ini baru akan rampung di tahun 2514. Dimulai sejak tahun 2014, penelitian tersebut masih membutuhkan waktu 495 tahun lagi untuk mendapatkan hasilnya.

Dilansir dari National Geographic Indonesia, para peneliti itu tengah menempatkan 400 botol bakteri Bacillus Subtilis dalam kondisi kering hingga membentuk spora. Botol kemudian ditutup rapat dengan timah agar terlindung dari radiasi karbon atau sinar kosmis yang bisa membuat DNA rusak.

“Apakah mikroba akan bertahan lama ataukah ada sebagian yang akan mati terlebih dahulu. Ini akan mejadi eksperimen ilmiah terlama yang pernah dibuat,” ujar Ralf Moller, pemimpin studi dari The German Aerospace Center, dikutip dari National Geographic Indonesia.

Dalam uji coba ini, setiap dua tahun (untuk 24 tahun pertama), satu set botol akan dibuka dan akan diamati bagaiman spora di dalamnya bekerja. Setelah 24 tahun, pengecekan secara berkala mulai dikurangi frekuensinya menjadi satu kali setiap 25 tahun hingga tahun 2514.

Hingga saat ini, uji coba tersebut memperlihatkan bahwa penyimpanan dalam waktu dua tahun tidak menampakkan perbedaan. Sampel tidak terpengaruh paparan sinar X, ultraviolet, hidrogen peroksida, dan suhu tinggi.

Penelitian yang dilakukan ini sebenarnya tidak rumit, hanya saja pengecekan bakteri secara berkala membutuhkan waktu yang sangat lama. Tantangan terbesar dari penelitian ini adalah memastikan para peneliti terus konsisten menjalankan tugas ini sesuai jadwal, dari sekarang beratus tahun kemudian.

Ilmuwan yang saat ini bertanggungjawab atas penelitian tersebut sudah menyiapkan USB dengan instruksi yang tercatat lengkap untuk peneliti di generasi selanjutnya. Meski demikian, cara ini tidak dijamin berhasil karena bisa jadi teknologi USB rusak dalam beberapa tahun mendatang dan instruksi di dalamnya tidak bisa dibaca.

Catatan yang dikumpulkan dalam buku pun belum tentu bisa bertahan karena kertas akan menguning dan hancur seiring waktu. Dengan kata lain, tidak ada strategi yang sepenuhnya menjamin kelancaran penelitian ini hingga 495 tahun ke depan.

Mensiasati hal tersebut, tim peneliti saat ini meminta agar penanggungjawab selanjutnya menyalin instruksi penelitian agar bisa relevan secara linguistik dan teknologi setiap 25 tahun. Mengingat waktu yang dibutuhkan penelitian ini hingga lebih dari 400 tahun, tentunya akan banyak generasi yang melanjutkan tugas penelitian hingga hasil di tahun 2514 bisa diketahui.

KOMENTAR ANDA

Irawati Hermawan: Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sangat Layak Jadi Pahlawan Nasional

Sebelumnya

Menlu Retno: Bagi Saya Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sudah Seorang Pahlawan

Berikutnya

Artikel Aktual