post image
memo note (sumber foto: pinterest)
KOMENTAR

(1)

Katamu, kotamu melulu mengatakan

hal yang sama-sama semu:

mapan dan masa depan, umpamanya.

Atau tentang kita:

nasab yang tidak ditemui nasib.

 

Tak ada hal baru yang kutemukan di pagi Rabu.

Aku masih dan akan selalu

bingung hendak menghadiahimu apa:

pernikahan atau perpisahan.

Aku tahu huruf namaku terlalu

pendek untuk dicetak pada buku

nikahmu, tetapi terlalu lengang

untuk melenggang seorang

diri dalam kartu undangan

nikahmu.

 

(2)

Tinggal satu caturwulan kemudian

aku menanggalkan dan menggagalkanmu

menjadi inti jantungku. Kelak

mencintaimu adalah hal paling rumit

kulakukan. Aku lebih suka

menghitung sendiri hari-hari

melamarmu dengan perpisahan.

Atau menjadi jalan lapang depan

rumah ibu pada roda kendaraan

anaknya. Melapangkan yang akan

hilang.

 

Aku menantikan kita

yang bertemu membawa

punggung masing-masing

sebagai orang asing.

 

Jatinangor, Juli 2018

KOMENTAR ANDA

Senandung Algoritma

Sebelumnya

Baca Juga

Artikel Rumentang Siang