post image
Ilustrasi masker untuk cegah Covid-19 (Foto: Pixabay)
KOMENTAR

Sebagai wilayah yang menjadi pusat industri dan pemerintahan di Indonesia, Jakarta tentu menjadi daerah yang paling rawan penyebaran virus penyakit antar manusia. Jumlah penduduknya yang cukup padat ditambah para pekerja dan pelancong yang datang dari luar kota bahkan negara, membuat Jakarta semakin sesak. Risiko penularan virus menjadi lebih tinggi, seperti yang terjadi dalam masa pandemi Corona ini.

Menurut data pemantauan kasus Covid-19 DKI Jakarta yang bisa diakses melalui situs corona.jakarta.go.id, jumlah kasus positif Corona di Ibu Kota sejak 21 Januari 2020 hingga 25 Juni 2020 telah mencapai 10.472 kasus, 5.435 di antaranya berhasil sembuh, 1.338 masih dalam perawatan, 3.068 isolasi mandiri, dan 631 meninggal dunia. Jumlah tersebut belum ditambah dengan data Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Melihat data tersebut, tentu wajar jika ada kepala daerah lain yang menganjurkan warganya untuk tidak pergi ke Jakarta terlebih dahulu karena khawatir terpapar dan menularkan di daerah asalnya, seperti yang dilontarkan oleh Ridwan Kamil, Gubernur provinsi Jawa Barat. Bahkan Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, mengajak warga Jawa Barat yang bekerja di Jakarta untuk kembali tinggal dan bekerja di wilayah Jawa Barat.

"Kita lagi kampanye udahlah jangan ngantor di Jakarta lagi, ngantornya di Jawa Barat saja jauh dari penyakit, lahannya indah bisa produktif," kata Emil, dilansir dari Detik.com, Jumat, 26 Juni 2020. menurut Emil, saat ini pemasukan di desa bisa setara dengan di kota karena semuanya terhubung oleh teknologi digital. Ditambah lagi, Jawa Barat memiliki banyak sekali kekayaan, mulai dari alam, agrikultur, hingga sektor pariwisata.

"Di (masa pandemi) Covid-19 ini mengajarkan kita tetap produktif tapi menjauhi kerumunan dan keterpusatan yang selama ini keterpusatan ini jadi rezim ekonomi kita karena memusatkan ekonomi terlalu besar di satu titik dan pada saat diinterupsi kerasa bahwa itu konsep yang keliru," ujar Emil.

Emil pun membeberkan, saat ini Jawa Barat termasuk provinsi dengan peningkatan jumlah kasus Corona paling rendah. Jumlah pasien yang sembuh pun bertambah banyak. Menurutnya, hal ini membuktikan bahwa risiko penyebaran virus Corona di Jawa Barat jauh lebih kecil dibanding kota lain.

"Laporan WHO dari 100 persen tes PCR yang terpapar positif, Jawa Barat paling rendah, 6,6%. Ini sudah teruji beberapa minggu. Di provinsi lain dari 100 persen testing itu cukup tinggi tingkat keterpaparannya, jadi secara risiko kita lebih rendah," imbuh Emil.

Menurut data yang diperoleh dari situs pikobar.jabarprov.go.id, hingga Jumat, 26 Juni 2020 kasus Corona di Jawa Barat yang telah terkonfirmasi berjumlah 2.977 kasus, 1.388 di antaranya telah sembuh, 1.416 positif aktif, dan 173 kasus meninggal dunia.

KOMENTAR ANDA

Irawati Hermawan: Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sangat Layak Jadi Pahlawan Nasional

Sebelumnya

Menlu Retno: Bagi Saya Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sudah Seorang Pahlawan

Berikutnya

Baca Juga

Artikel Aktual