post image
Ilustrasi (Sumber foto: Instagram, @teguh7street)
KOMENTAR

Aku berjalan 20 km jauhnya dari tempat aku berdiri saat itu.
Sejauh itulah aku melewati berbagai macam hambatan dan rintangan.
Sejauh itulah aku merasakan udara sejuk karena angin menerpa.

Aku berjalan 20 km jauhnya dari tempat aku berdiri saat itu.
Sama seperti orang lain, terkadang aku berpikir untuk kembali ketempat sejuk.
Sama seperti orang lain, aku ingin kembali.

Aku berjalan 20 km jauhnya dari tempat aku berdiri saat itu.
Berjalan dengan tujuan yang tidak jelas bagaikan kaca terhalang embun.
Berjalan dengan tujuan yang aku ingin segera sampai disana.

Aku berjalan 20 km jauhnya dari tempat aku berdiri saat itu.
Terkadang aku ingin berganti arah.
Terkadang aku ingin mengubah haluan.
Tapi, aku tidak bisa. Aku tidak sanggup dengan semua embun yang menghalang.

 

Aku tetap manusia yang sudah berjalan 20 km jauhnya.
Dengan beban yang ingin aku simpan dulu. Atau,
Dengan beban yang ingin aku buang jauh-jauh.

Aku tetap manusia yang sudah berjalan 20 km jauhnya.
Terkadang aku teringat tempat sejuk.
Tapi, tempat itu terlalu jauh.
Terkadang aku ingin angin itu.
Tapi, apadaya aku tidak bisa mengendalikannya.

Aku tetap manusia yang sudah berjalan 20 km jauhnya.
Aku semakin ingin berada disana.
Di tempat yang perjalanan inilah yang menentukan.

KOMENTAR ANDA

Senandung Algoritma

Sebelumnya

Baca Juga

Artikel Rumentang Siang