post image
KOMENTAR

Yudi Latif, Ph.D (lahir di Sukabumi, 26 Agustus 1964; umur 55 tahun) adalah seorang aktivis dan cendekiawan muda. Pemikirannya dalam bidang keagamaan dan kenegaraan tersebar di berbagai media, salah satunya dituangkan dalam buku "Negara Paripurna: Historitas, Rasionalitas, Aktualitas Pancasila" . Ia adalah Ketua Pusat Studi Islam dan Kenegaraan-Indonesia (PSIK-Indonesia) dan Direktur Eksekutif, Reform Institute, dan aktif sebagai dosen tamu di sejumlah Pendidikan Tinggi.

Ia termasuk anak yang cerdas. Lulus sekolah dasar, ia meneruskan ke Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur. Setelah itu, ia kuliah di Bandung dan Australia.Ia menyelesaikan studi S1 di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung pada 1990. Kemudian, ia melanjutkan S2 Sosiologi Politik tahun 1999 dan S3 Sosiologi Politik dan Komunikasi tahun 2004 di Australian National University (ANU).

Lulus kuliah, pada tahun 1991, Yudi menjadi dosen  Universitas Islam Nusantara dan Universitas Padjajaran. Sementara kariernya sebagai peneliti dimulai setelah bergabung dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)) saat usianya menginjak 29 tahun.

Pada waktu yang sama pula, Yudi dipercaya sebagai editor tamu di Center for Information and Development Studies (CIDES), Peneliti senior pada Center for Presidential and Parliamentary Studies (CPPS).

Namun, seiring kematangan intelektualnya setelah menempuh pendidikan di luar negeri, ia lebih mengosentrasikan diri dalam bidang pemikiran keagamaan, kenegaraan, dan kebangsaan. Tema-tema besar ini menjadi kajian pada lembaga yang ia pimpin, yakni Reform Institute. Satu lagi lembaga yang lebih spesifik pada agama, yakni Pusat Studi Islam dan Demokrasi di Universitas Paramadina.

Sebagai penggagum cendikiawan Nurcholis Madjid ini, Yudi mencoba menyampaikan pemikirannya baik lewat seminar maupun tulisan. Pemikiran-pemikirannya pun telah banyak dituangkan dalam bentuk tulisan yang tersebar baik dalam bentuk buku maupun artikel koran dan jurnal ilmiah. Salah satu karya terkenalnya, yaitu Negara Paripurna: Historitas, Rasionalitas, Aktualitas Pancasila. Buku ini diluncurkan di Ruang Rapat Nusantara V Gedung MPR RI, pada 11 April 2011.

Di dalam bukunya tersebut, Yudi memaparkan tentang sejarah, menafsir nasionalitas, dan mengaktualisaski nilai-nilai yang tertanam dalam Pancasila. Lewat buku itu pula, Yudi dikenal sebagai pemikir Pancasila.

Di tengah gonjang-ganjing isu kebhinekaan, toleransi, perpecahan, dan NKRI, pemikiran Yudi Latif menjadi sangat relevan sebagai jawaban untuk persoalan bangsa tersebut. Yudi juga rajin menyampaikan renunganya lewat "Makrifat Pagi" yang tersebar di media sosial.

Presiden Jokowi pun meresponnya. Pada tanggal 7 Mei 2017, Yudi Latif dikukuhkan  sebagai Kepala Pelaksana Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Yudi diharapkan dapat membantu presiden dalam perumusan arah kebijakan umum pembinaan ideologi Pancasila yang lebih membumi lagi.

Setahun bekerja sebagai kepala UKP-PIP, secara mengejutkan Yudi Latif mengundurkan diri. Lewat akun facebook-nya pada 7 Juni 2018, ia curhat soal kinerja dan posisi UKP-PIP yang berubah menjadi Badan Pengarah Ideologi Pancasila (BPIP). Dalam postingannya tersebut, Yudi  memberi judul Terimakasih, Mohon Pamit

 

Sumber : viva.co.id dan id.wikipedia.org

KOMENTAR ANDA

Selamat Jalan Bung Candra

Sebelumnya

Kabar Duka, A.R Wahab Meninggal Dunia

Berikutnya

Artikel Alumni