post image
Ilustrasi tsunami. / Pinterest
KOMENTAR

Telah beredar informasi adanya kemungkinan potensi tsunami hingga 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur. Informasi tersebut diberitakan olehhasil penelitian dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Hasil penelitian tersebut membuat heboh media sosial. Informasi tsunami dashyat tersebut malah memicu kepanikan sekaligus keresahan pada para pembaca.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membuat klarifikasi terkait hal tersebut.

Dikutip dari situs berita PMJ News, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan adanya salah pengertian menyikapi riset terkait potensi gempa kuat di zona megathrust yang sejatinya membahas mitigasi itu.

“Masyarakat awam pun menduga seolah dalam waktu dekat di selatan Pulau Jawa akan terjadi gempa dahsyat, padahal tidak demikian,” ungkap Daryono.

Berdasarkan penuturan Daryono, hasil riset ITB tersebut seharusnya mendorong seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah bisa lebih memperhatikan upaya mitigasi gempa bumi dan tsunami.

“Apakah dengan meningkatkan kegiatan sosialisasi mitigasi, latihan evakuasi (drill), menata dan memasang rambu evakuasi, menyiapkan tempat evakuasi sementara,” tuturnya.

Upaya serius dari berbagai pihak diperlukan guna memperkuat penerapan infrastruktur bangunan anti gempa. Masyarakat diharapkan turut meningkatkan kemampuan memahami metode keselamatan saat terjadi gempa dan tsunami.

Tidak hanya itu, Daryono menyatakan riset ITB dilakukan dengan skenario gambaran terburuk dari potensi-potensi bencana alam.

Hingga saat ini, teknologi secanggih apapun belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat terkait waktu serta lokasi gempa.

“BMKG dalam hal ini mengapresiasi hasil tersebut. Skenario model yang dihasilkan merupakan gambaran terburuk (worst case), dan ini dapat dijadikan acuan kita dalam upaya mitigasi guna mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami,” katanya.

Daryono menekankan mengenai pentingnya upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah konkret. Hal ini untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa.

“(Langkah mitigasi juga bisa dilakukan dengan) membangun bangunan rumah tahan gempa, menata tata ruang pantai berbasis risiko tsunami, serta meningkatkan performa sistem peringatan dini tsunami,” ucapnya

Masyarakat diharapkan tidak khawatir dan cemas terkait informasi tsunami dashyat tersebut.

KOMENTAR ANDA

Irawati Hermawan: Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sangat Layak Jadi Pahlawan Nasional

Sebelumnya

Menlu Retno: Bagi Saya Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sudah Seorang Pahlawan

Berikutnya

Artikel Aktual