post image
Ilustrasi alat kontrasepsi. /PIXABAY/GabiSanda
KOMENTAR

Sebagian orang yang terinfeksi Covid-19 tentu akan memiliki keadaan yang berbeda dengan orang yang tidak terinfeksi lainnya.

Dalam salah satu metode kontrasepsi, pil hormonal biasa digunakan sebagai upaya mencegah kehamilan.

Namun apakah penggunaan pil tersebut akan memiliki dampak khusus terhadap pasien yang telah terinfeksi hingga kini belum masih dalam penelitian lebih lanjut.

Putri Deva Karimah sebagai Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan di RS Pondok Indah mengatakan COVID-19 dapat mengganggu masalah pembekuan darah yang berat, sedangkan untuk KB hormonal memiliki sedikit pengaruh pada masalah pembekuan darah pasien yang tidak terinfeksi COVID-19.

Meski begitu, saat ini masih belum ada pelarangan dan penemuan untuk menghindari KB hormonal, kecuali pada pasien COVID-19 yang memiliki penyakit penyerta lainnya.

Karena itu dokter akan selalu menanyakan apakah pasien COVID-19 memiliki penyakit penyerta lain seperti hipertensi, diabetes, atau masalah gangguan darah sebelum menggunakan KB hormonal.

"Diperlukan pengawasan lanjutan dan penggantian metode atau penghentian penggunaan KB hormonal sebagai pertimbangan," ujar Putri seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Rabu 30 September 2020.

Sementara itu, jenis metode suntik KB ataupun Pil KB yang memiliki efek hormonal diketahui dapat membantu mengatur siklus hormon dalam tubuh dalam dalam melangsungkan program keluarga berencana.

Selain itu dengan kandungan hormon tersebut juga dapat mengatur siklus haid yang sebelumnya tidak teratur menjadi teratur.

Kemudian dapat juga menunda kesuburan sehingga tidak terjadi kehamilan atau menangani apabila ada masalah pendarahan di luar siklus haid yang panjang.

Bagi pasangan yang ingin melakukan melakukan metode suntik atau pil KB dapat melakukan konsultasi terlebih dahulu.

"KB suntik dan pil KB aman untuk digunakan, selama dalam pengawasan dan pasien berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan," ujarnya.
Pengawasan oleh petugas kesehatan penting karena setiap obat memiliki reaksi dan efek samping yang berbeda pada setiap individu.

Beberapa resiko dari metode kontrasepsi hormonal diantaranya gangguan daerah lambung yang mampu menciptakan rasa mual, sakit kepala, keluar darah atau flek setelah masa haid, berat badan bertambah, nyeri dada atau payudara.

Kemudian alat kontrasepsi yang memiliki kandungan estrogen dapat berpengaruh pada masalah pembuluh darah dan pembekuan darah.

"Sehingga alat kontrasepsi ini tidak direkomendasikan bagi pasien yang memiliki masalah hipertensi, diabetes, jantung, dan masalah pembekuan darah," ujar putri.

Karena itu konsultasi sangat ditekankan bagi pasangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi. 

Dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, Putri menyarankan agar pasangan dapat menggunakan metode alat kontrasepsi jangka panjang agar tidak perlu lagi sering kembali ke rumah sakit, agar terhindar dari penyebaran virus.

Karena itu konsultasi bisa dilakukan secara jarak jauh terlebih dahulu***

KOMENTAR ANDA

Irawati Hermawan: Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sangat Layak Jadi Pahlawan Nasional

Sebelumnya

Menlu Retno: Bagi Saya Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sudah Seorang Pahlawan

Berikutnya

Artikel Aktual