Minat baca mahasiswa dapat digenjot dengan keberadaan perpustakaan digital atau E-Library menurut pernyataan Akademisi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Edi Santoso.
Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Unsoed itu mengatakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca mahasiswa adalah mengoptimalkan peran perpustakaan.
"Perpustakaan digital sangat berperan strategis dalam meningkatkan minat baca mahasiswa," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang dikutip dari Antara, Rabu, 9 September 2020.
"Salah satunya dengan menerapkan program perpustakaan digital itu tadi," katanya.
Menurut dia, dengan adanya program perpustakaan digital maka mahasiswa bisa tetap membaca buku lewat telepon selular masing-masing.
Akademisi Unsoed tersebut menambahkan program tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan kemudahan akses perpustakaan guna meningkatkan literasi membaca dan juga minat baca bagi mahasiswa.
"Terutama pada masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini saat protokol kesehatan mengharuskan adanya jarak fisik maka mahasiswa bisa mengakses perpustakaan tanpa harus hadir ke perpustakaan secara fisik," tuturnya.
Sementara itu, Edi juga menyatakan bahwa pemerintah daerah perlu terus mengoptimalkan peran perpustakaan, termasuk mengembangkan perpustakaan digital.
"Perpustakaan itu harus inovatif dan juga harus menarik agar jumlah pengunjung yang datang dapat terus meningkat," katanya
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsoed tersebut juga menambahkan, pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya perlu membuat kampanye yang menarik guna mendorong masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan.
"Misalkan dengan membuat aturan yang mudah untuk peminjaman buku. Sediakan ruang yang nyaman untuk para pengunjung. Tawarkan buku-buku yang variatif dari berbagai masa," katanya.
Edi mengakui, pada era digital seperti saat ini, upaya meningkatkan minat baca memang menjadi tantangan tersendiri.
"Upaya meningkatkan minat baca memang akan lebih berat tantangannya, terutama untuk membaca buku cetak. Tradisi baca kita yang selama ini masih terus dibangun dengan baik, kemudian digempur dengan beragam perangkat digital mutimedia yang lebih atraktif dan menarik minat generasi muda," ujarnya.
Bagi generasi milenial pada saat ini, kata dia, bisa jadi akan lebih akrab dengan media daring dibandingkan dengan media cetak.
"Maka, banyak media cetak yang makin sulit mendapatkan pembacanya. Tapi, kita tidak bisa serta merta menyalahkan kehadiran media daring, literasi yang rendah bisa jadi karena akses ke dunia pustaka juga masih kurang karena itu perlu upaya untuk terus meningkatkannya." ucapnya.
KOMENTAR ANDA