post image
Aksi Fridays For Future. / StoryMaps
KOMENTAR

Pada bulan September tahun 2019 lalu, anak-anak di berbagai negara turut berkontribusi dalam gerakan Global Climate Strike. Membawa papan tuntutan dengan berbagai harapan dan protes, anak-anak ini menutut para pemangku kebijakan untuk melakukan sesuatu demi melindungi Bumi.

Meski masih berusia muda, anak-anak tersebut sangat menginspirasi masyarakat luas untuk segera bergerak demi perubuhan di seluruh dunia. Dari banyaknya anak-anak yang terlibat, berikut adalah tiga aktivis lingkungan muda yang sangat menginspirasi:

Greta Thunberg

Salah satu aktivis muda yang selalu mencuri perhatian adalah Greta Thunberg. Gadis remaja asal Swedia ini meminta izin dari sekolahnya untuk melakukan aksi protes terkait masalah iklim di depan gedung DPR di Swedia.

Keberanian Greta pun langsung ramai dibicarakan publik. Namanya memenuhi lini masa media sosial dan menjadi topik hangat di berbagai negara. Sejak saat itu, Greta banyak disorot sebagai aktivis lingkungan.

Berawal dari keresahannya dengan kondisi lingkungan dan keselamatan Bumi, Greta telah berhasil menginspirasi banyak orang hingga melahirkan gerakan Global Climate Strike. Adapun aksi tersebut telah dilaksanakan di 139 negara.

Alexandria Villasenor

Alexandria Villasenor selalu berada di garda depan dalam aksi-aksi penyelamatan Bumi. Mulai mempelajari tentang perubahan iklim di tahun 2018, kini Alexandria telah menjadi pendiri Earth Uprising, sebuah gerakan peduli lingkungan.

Alexandria pernah mengalami asma karena asap kebakaran hutan yang besar di California. Setelah kejadian tersebut, Alexandria sadar bahwa perubahan iklim tidak hanya membahayakan lingkungan tetapi juga makhluk hidup.

Bersama Greta Thunberg, Alexandria pun menghidupkan gerakan Fridays For Future. Adapun gerakan ini mengajak anak-anak di seluruh dunia untuk tidak masuk sekolah di hari Jumat dan melakukan aksi protes mengenai masalah lingkungan.

Xiye Bastida

Gadis asal Meksiko, Xiye Bastida, juga bukan nama yang asing di gerakan peduli lingkungan. Pada situs Global Climate Strike, Xiye mengatakan bahwa ia terpaksa pergi dari kampung halamannya karena banjir yang selalu menghadangnya pergi ke sekolah.

Xiye dan keluarganya kini menetap di New York. Xiye pun semakin tekun mempelajari masalah-masalah terkait perubahan iklim hingga ia terjun langsung dalam berbagai gerakan untuk menyelamatkan Bumi.

Sebagai aktivis lingkungan, Xiye merupakan penyelenggara Fridays For Future di New York. Selain itu, Xiye juga menjadi duta muda untuk Y on Earth.

KOMENTAR ANDA

Irawati Hermawan: Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sangat Layak Jadi Pahlawan Nasional

Sebelumnya

Menlu Retno: Bagi Saya Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sudah Seorang Pahlawan

Berikutnya

Artikel Aktual