post image
Menteri Kesehatan tinjau persiapan uji klinis di RSP Unpad. Unpad/Dadan Triawan
KOMENTAR

Uji klinis vaksin Covid-19 sudah mulai dilaksanakan sejak tanggal 11 Agustus 2020 di Bandung. Menurut Manajer Lapangan Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran (Unpad), dr Eddy Fadliyana, mengatakan bahwa calon vaksin harus memenuhi beberapa kriteria sebelum lolos uji klinis tahap ketiga.

Vaksin bisa disebut berhasil jika tidak banyak relawan yang mengalami efek samping yang berat. Selain itu, antibodi di tubuh para relawan pun harus muncul setelah mendapatkan suntikan vaksin.

“Lalu dilihat efikasinya, jadi nanti kelompok yang divaksin itu kelihatan tidak terkena infeksi virus Covid-19 selama enam bulan,” papar Eddy, dilansir dari Antara, Kamis (13/8).

Menurut Eddy, setelah lolos tahap kedua dan tahap ketiga, vaksin ini 90 persen lebih dinilai mampu melindungi dari infeksi Covid-19. Meski demikian, Eddy tidak menyangkal jika poten terinfeksi Covid-19 setelah divaksin masih ada.

“Masih bisa terkena infeksi tapi sebagian besar terlindungi,” ujarnya.

Eddy menjelaskan, antibodi di tubuh manusia akan muncul dalam waktu 14 hari setelah penyuntikan vaksin corona kedua. Dalam proses uji klinis ini, para relawan memang akan mendapatkan suntikan vaksin hingga dua kali.

Setelah itu, dalam waktu enam bulan ke depan, tim riset akan terus memantau dan melihat perkembangan terkait kondisi relawan. Para relawan juga akan diperiksa antibodinya untuk memastikan efektivitas vaksin.

“Dalam enam bulan kita lihat, apakah menurun atau masih tinggi antibodinya dan kejadian efek sampingnya,” imbuh Eddy.

Mengenai efek samping vaksin, Prof. Kusnandi Rusmil telah memastikan bahwa vaksin ini tidak mempunyai efek samping yang parah. Prof. Kusnandi Rusmil mengatakan, efek sampingnya sebatas nyeri dan panas, sebagaimana orang yang habis disuntik. Efek samping yang dirasakan pun tidak akan bertahan lama.

“Kalau disuntik itu kan biasa. Kurang lebih 20 persen ada panas dan sebagainya tapi vaksin ini aman,” ungkap Prof. Kusnandi, dikutip dari Kumparan.

Hal serupa juga telah disampaikan oleh PT Bio Farma yang menggandeng Sinovac untuk melakukan uji klinis vaksin di Indonesia. Berdasarkan hasil uji klinis tahap I dan tahap II, efek samping yang dialami adalah nyeri di bagian yang disuntik.

“Yang sampai saat ini hanya nyeri aja bekas suntik di fase I dan II. Satu atau dua jam sembuh. Tidak ada efek samping lain yang tidak diperkenankan dalam persyaratan,” kata Sekretaris Bio Farma, Bambang Heriyanto.

KOMENTAR ANDA

Irawati Hermawan: Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sangat Layak Jadi Pahlawan Nasional

Sebelumnya

Menlu Retno: Bagi Saya Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sudah Seorang Pahlawan

Berikutnya

Baca Juga

Artikel Aktual