post image
Ilustrasi pembelajaran jarak jauh (Foto: Pixabay)
KOMENTAR

Menjelang tahun ajaran baru, pendidikan jarak jauh (PJJ) masih diterapkan untuk sekolah dan kampus di Indonesia guna menghindari terbentuknya klaster baru penyebaran virus corona. PJJ diperkirakan akan dilaksanakan hingga akhir tahun 2020 namun Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, mengatakan PJJ bisa diterapkan secara permanen pasca pandemi Covid-19.

“PJJ nantinya akan menjadi permanen. Tidak hanya pada saat pandemi Covid-19 saja,” kata Nadiem saat rapat kerja dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, dikutip dari ANTARA, Kamis (2/7).

“Bukan pembelajaran jarak jauh saja tapi hybrid model. Adaptasi teknologi itu pasti tidak akan kembali lagi,” lanjut Nadiem.

Rencana PJJ yang akan diterapkan permanen ini berkaitan dengan pemanfaatan teknologi yang menjadi hal dasar dalam pembelajaran. Pemanfaatan teknologi diharapkan membuka kesempatan bagi sekolah untuk lebih produktif dengan melakukan berbagai kegiatan akademik.

“Memberikan kesempatan bagi guru-guru, kepala sekolah, murid-murid untuk melakukan berbagai macam hybrid model atau school learning management system. Potensinya sangat besar,”

Nadiem menyebut kondisi pandemi Covid-19 memberikan kesempatan pada dunia pendidikan untuk melakukan efesiensi dengan teknologi. Meski demikian, Nadiem mengakui masih banyak kekurangan dalam penerapannya, mulai dari kemampuan guru, kemampuan orangtua, hingga ketersediaan infrastruktur bagi guru maupun siswa. Nadiem pun berharap agar para guru dan orangtua terus beradaptasi dan bereksperimen dengan pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan.

Saat ini, Kemendikbud tengah melakukan perumusan kurikulum hingga asesmen PJJ. Kurikulum ini disusun dengan mempertimbangkan penyederhanaan belajar dan fokus pada aspek numerasi, literasi, dan pendidikan karakter.

Tak hanya merumuskan kurikulum PJJ, Kemendikbud pun tengah menyiapkan modul pembelajaran. Modul ini nantinya akan digunakan oleh siswa untuk belajar secara mandiri di rumah. Modul ini pula yang akan membantu guru selama pelaksanaan PJJ serta akan membantu para orangtua saat harus mendampingi pembelajaran anaknya.

Dalam kesempatan ini, Nadiem juga mengungkap empat aspek yang akan terdampak Covid-19 di bidang pendidikan, yakni banyaknya institusi yang akan mendapat tekanan finansial, akses digital di semua industri akan dipercepat, tekanan memperbaharui keterampilan, hingga lokalisasi peluang kewirausahaan.

Nadiem memprediksi perubahan kebutuhan kompetensi akibat pandemi Covid-19 sehingga kemampuan belajar serta kemampuan adaptasi para siswa, guru, dan orangtua juga menjadi penting untuk mengimbangi perubahan tersebut.

“Kemampuan bekerja secara mandiri dan kolaborasi secara digital, literasi digital akan jadi penting,” ungkap Nadiem.

KOMENTAR ANDA

Irawati Hermawan: Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sangat Layak Jadi Pahlawan Nasional

Sebelumnya

Menlu Retno: Bagi Saya Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sudah Seorang Pahlawan

Berikutnya

Artikel Aktual