post image
KOMENTAR

Hidup ini harus pintar ngegas dan ngerem. Ada saatnya bergerak cepat, ada saatnya pula bergerak lambat. Tidak mesti lebih cepat lebih baik. Lambat bisa jadi buat selamat. Jadinya, bukan perkara cepat atau lambat. Namun, perkara lebih tepat.

Bukan tentang secepat apa mall, pertokoan, atau tempat-tempat umum dibuka. Namun, perkara keselamatan menjadi lebih utama. Bukan tentang kecepatan yang jadi juara. Namun, melambat bisa jadi strategi yang bijaksana.

Dunia ini terlalu menyanjung bahwa cepat itu baik, dan lambat itu buruk. Padahal, seperti koin, kita perlu melihat kedua sisinya: ada keindahan saat lambat, ada di sisi bahaya dalam cepat.

Saat kita terlalu mendewakan kecepatan, maka kita akan gagal menjadi manusia yang sabar. Kita tidak terlatih untuk menjalani proses setahap demi setahap. Kita hanya ingin mencapai target dengan instant, kurang detail, dan mengabaikan hal-hal kecil. Kenyataannya, padahal kerikil-lah yang menyebabkan kita tergelincir serta debu-debu kecil-lah yang buat kita kelilipan.

Sekarang kita bisa lihat, hanya karena virus super kecil Covid-19-lah dunia kelimpungan.

KOMENTAR ANDA

Irawati Hermawan: Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sangat Layak Jadi Pahlawan Nasional

Sebelumnya

Menlu Retno: Bagi Saya Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sudah Seorang Pahlawan

Berikutnya

Artikel Aktual