post image
Sumber Foto: sejarahlengkap.com
KOMENTAR

 School tot Opleiding van Indische Artsen atau Sekolah Pendidikan Dokter Hindia mungkin asing terdengar dalam telinga kita. Bagaimana dengan STOVIA? Mungkin nama inilah yang lebih akrab buat kita. Sekolah yang dikhususkan untuk pendidikan dokter pada masa penjajahan kolonial, lebih khusus lagi bagi kaum priyayi. Masa itu tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk menempuh pendidikan, kalau bukan priyayi jangan harap bisa mudah untuk meraih pendidikan. Bekas lahan STOVIA kini menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo.

Dari kampus dokter inilah lahir organisasi yang diklaim sebagai organisasi pribumi pertama di Hindia Belanda. Sedikit menyinggung sebenarnya organisasi ini mayoritas diisi oleh kaum priyayi jawa, bila tak ingin kita sebut seluruhnya. Budi Oetomo nama organisasi tersebut, menjunjung tinggi budi pekerti kurang lebih pengertian dari nama tersebut. Dimulai dari dr. Wahidin yang merupakan alumni dari STOVIA berkeliling beberapa kota di Jawa.

Dr. Wahidin bukanlah pendiri Budi Oetomo, bisa dibilang dia adalah penggagas dari organisasi terebut. Pada masa berkekelingnya tersebut ia menyempatkan untuk singgah di almamaternya, untuk sekedar berbagi dan diskusi. Hadir dalam masa singgah itu dr.Soetomo yang kemudian mendirikan Budi Oetomo atas petunjuk dan masukan dari dr.Wahidin. Tujuan dari dr.Wahidin sendiri berkekeling adalah untuk menghimpun dukungan sekaligus sosialisasi terhadap gagasannya tentang dana pelajar. Gagasan ini bisa dimaknai semacam beasiswa untuk para kaum pribumi yang cerdas untuk menempuh pendidikan tinggi. Beasiswa ini diharapkan dapat diberi oleh Pemerintah Kolonial.

Budi Oetomo kemudian didirikan pada tanggal 20 Mei 1908, dr. Soetomo tidak berkenan untuk menjadi pemimpinnya karena kala itu dia masih berstatus pelajar. Maka para kaum muda selagi melanjutkan pendidikan, sepakat kaum tualah yang akan memimpin organisasi tersebut. Dari kongres pertama di Yogyakarta pada awal Oktober 1908 terpilihlah Raden Aria Tirtokoesoemo sebagai presiden pertamanya. Pimpinan dari Budi Oetomo sendiri selalu berasal dari Jawa, khususnya bangsawan.

Banyak yang beranggapan bahwa Budi Oetomo tidak dapat diartikan sebagai pergerakan nasional karena hanya mengakomodi kepentingan Priyayi Jawa. Namun dari sudut pandang lain bisa diartikan pergerakan ini adalah buah kesadaran masyarakat kita pada saat itu akan kebudayaannya. Tidak lama setelah lahirnya Budi Oetomo, mulai lahir organisasi yang lebih kental dengan perkegerakan politik nasionalnya. Indische Partij dan Sarekat Islam dibentuk pada tahun yang sama 1912, meski cikal bakal Sarekat Islam sudah dibentuk tahun 1906 dengan nama Sarekat dagang Islam.

Lahirnya Budi Oetomo seaakan menjadi pemantik untuk berdirinya organisasi pergerakan lain. Pergerakan yang membuat kemerdekaan semakin dekat di depan mata. Membuat sebuah perkumpulan yang melecut semangat itu mulai dari Jawa sampai pulau lain di Nusantara. Semangat kebangkitan inilah yang kiranya kita gunakan untuk berdiri menghadapi cobaan bangsa kini. Indonesia akan kuat, kembali pulih, dan bangkit.

Selamat Hari Kebangkitan Nasional.

KOMENTAR ANDA

Irawati Hermawan: Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sangat Layak Jadi Pahlawan Nasional

Sebelumnya

Menlu Retno: Bagi Saya Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sudah Seorang Pahlawan

Berikutnya

Artikel Aktual