post image
KOMENTAR

Karantina pandemi covid 19 disikapi secara berbeda oleh setiap orang. Beberapa teman berbagi cerita tentang hal-hal sederhana yang mereka temukan selama karantina. Mulai dari menemukan hobi baru, menemukan bakat-bakat terpendam yang tidak sempat terasah karena sibuk menjalani rutinitas, sampai dengan perubahan cara pandang dalam berelasi.

Tiba-tiba semua orang sadar bahwa mereka bisa masak. Sahabat saya seorang pendeta laki-laki, mencoba resep balado jengkol dari keluarganya. Di lain hari ia membuat rendang kentang. Yang sebelumnya hanya sekedar wacana. Saya mencoba resep bolu kukus dari kakak. Mulanya bolu kukus coklat, lalu saya beranikan diri bereksperimen dengan lima rasa yang lain. Saya, dan sahabat saya, cukup percaya diri untuk mengajak teman-teman lain mencicipi. Memasak kemudian menjadi trend di media sosial, tentu sembari saling mengingatkan untuk lebih sensitif karena banyak juga orang yang tidak bisa makan.

Temuan lain yang tidak kalah unik adalah beberapa teman memutuskan membeli bibit tanaman dan binatang peliharaan. Transaksi perturakan bibit berseliweran dan unggahan foto perkembangan pertumbuhan tanaman memenuhi media sosial. Pertanian yang dulu tidak terlalu diminati, kini menjadi kesibukan baru yang menyenangkan. Selain bibit tanaman, salah satu teman saya juga membeli bibit ikan lele. Sebelumnya ia membeli instalasi untuk hydroponik, lalu ia mendapat ide untuk ternak lele. Ini tentu lebih rumit dibanding teman lain yang memeliharan ikan dalam toples atau membeli sepasang kelinci supaya ada kesibukan.

Diantara banyak berita kelaparan karena PHK, berita tentang solidaritas juga membanjiri media sosial. Setelah masker sempat hilang di pasaran dan muncul dengan harga selangit, banyak orang bergotong royong membuat masker kain yang bisa dicuci, dibagikan gratis atau dijual dengan harga dua ribu rupiah. Individu, jaringan maupun perusahaan saling mendukung dalam penyediaan masker untuk masyarakat. Lumbung pangan sebagai bentuk solidaritas juga dibangundi banyak tempat. Donatur memberikan sumbangan berupa uang atau bahan mentah, relawan mengolah menjadi makanan jadi, dan diberikan bagi mereka yang terdampak.

Karantina juga membantu menafsir ulang relasi di tingkat rumah tangga antar anggota keluarga. Relasi antar pasangan yang terpisah jarak dan tidak bisa bertemu karena pembatasan. Karantina juga memberi kesempatan bagi tiap orang untuk menafsir relasinya dengan dirinya sendiri. Ingin jadi apa kita setelah ini.

KOMENTAR ANDA

Irawati Hermawan: Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sangat Layak Jadi Pahlawan Nasional

Sebelumnya

Menlu Retno: Bagi Saya Prof. Mochtar Kusumaatmadja Sudah Seorang Pahlawan

Berikutnya

Artikel Aktual