post image
Ilustrasi./jawasastra.com
KOMENTAR

Kala itu, Puan termenung.
Puan kira, Tuan sedang bergurau,
Puan tahu, Tuan tidak tersenyum,
Tapi Tuan begitu gugup.

Puan harus bicara apa pada Tuan?
Puan tidak bisa menjawab dengan bengis pada Tuan,
Tapi Tuan harus mengetahui bahwa Puan bukan ruang Tuan,
Puan sudah memilih.

“Seandainya Tuan datang lebih awal?”
Tuan bertanya demikian?
Puan tidak dapat menjawab apa yang Tuan mau dengar,
Puan tahu Tuan tidak memaksa,
Tapi Puan telah memilih.

“Seandainya Tuan datang lebih awal?”
Tuan terus bertanya?
“Tuan ingin jawab apa?" kata Puan.
Tapi Tuan tidak menjawab,
Puan menutup rapat mulut Puan,
Lalu, Puan bicara kepada Tuhan, bahwa...
Puan tidak pernah mencintai Tuan.

KOMENTAR ANDA

Senandung Algoritma

Sebelumnya

Baca Juga

Artikel Rumentang Siang