post image
Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.
KOMENTAR

Novel berjudul Laskar Pelangi ini adalah novel pertama dari serangkaian tetralogi guratan Andrea Hirata. Secara garis besar, novel ini mengisahkan tentang kehidupan masa kanak-kanak beberapa bocah di Belitong. Sebuah novel yang bertemakan tentang pendidikan.

Cerita dimulai dari sebuah sekolah yang mirip dengan gedung kopra. Sebuah Sekolah Dasar swasta yaitu SD Muhammadiyah akan terancam tutup apabila jumlah muridnya tahun ini tidak mencapai angka sepuluh. SD Muhammadiyah adalah sekolah kecil yang bahkan tidak dianggap layak untuk disebut sebagai sekolah karena bangunannya sudah hampir roboh.

Kondisi sekolah ini serba kekurangan mulai dari kekurangan murid, hingga kekurangan tenaga pengajar. Karena faktor inilah SD Muhammadiyah terancam tutup. Cerita kemudian berfokus pada tokoh utama, Ikal. Lika-liku kehidupan putera daerah dalam berjuang memperoleh pendidikan. Walaupun penuh keterbatasan, mereka tidak patah semangat untuk memelihara impian. 

Selain itu, Andrea juga menceritakan kondisi sosial dan kondisi alam di Belitong secara eksplisit. Dijelaskan bahwa sepertiga dari total populasi di pulau Belitong adalah orang Tionghoa dan bagian sisanya adalah orang Melayu. Kemudian, dijelaskan kandungan alam pulau Belitong yakni timah. Kekayaan alam pulau ini dieksploitasi oleh suatu lembaga yang menamai dirinya Perusahaan Negeri Timah atau PN Timah. Sumber daya alamnya dieksploitasi habis-habisan, sebagian komunitas di Belitong juga termaginalkan dalam ketidakadilan kompensasi tanah ulayah, persamaan kesempatan, dan trickle down effects.

Andrea bahkan lebih jelimet menggambarkan kelas sosial yang tercipta di Belitong akibat dampak industrialisasi.Berdirinya korporasi pengeksploitasi timah tersebut, terjadi sistem kasta atau kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial tersebut terjadi pada golongan petinggi PN Timah dan golongan bawahan atau pegawai rendahan PN Timah.

Salah satu sikap diskriminasi yaitu sekolah-sekolah PN yang di sekolah itu hanya diperbolehkan bagi golongan petinggi saja. Pada bab keenam ini juga terdapat penggambaran kehidupan golongan petinggi PN Timah yang indah dan mewah. Penggambaran kehidupan ini diwakili oleh keluarga Flo.

Kemudian, penegasan kesenjangan sosial yang ada di pulau ini. Kesenjangan sosial ini terdapat pada golongan petinggi PN Timah atau disebut orang Gedong dengan golongan karyawan rendahan PN Timah dan rakyat miskin lainnya atau disebut orang Urban (Halaman 50).

Andrea dengan sadar menulis tentang sastra motivasi. Ia menceritakan perjuangan kaum putera daerah yang memiliki banyak keterbatasan, tetapi justru memiliki semangat yang besar untuk memperoleh pendidikan. Bahasa yang ia gunakan adalah bahasa sehari-hari, walaupun ia menggunakan tema pendidikan. Namun, pemilihan diksi yang dilakukan Andrea membuat membaca mudah simpati sekaligus menguras emosi pembaca.

Buku ini cocok dibaca oleh kalangan remaja rentang usia 10 sampai 16 tahun. Selain itu, pembaca pemula yang ingin mulai menekuni literasi dapat menjadikan buku ini sebagai langkah awalnya. Pembaca tingkat lanjut pun direkomendasikan untuk membaca buku ini sebagai bacaan alternatif.

KOMENTAR ANDA

Peringati Peristiwa G30S, Ini 5 Fakta PKI yang Perlu Diketahui

Sebelumnya

Bukan Cuma Perempuan, Saintis Ungkap Laki-laki Juga Bisa "Datang Bulan"

Berikutnya

Artikel Sains